Jakarta, CNN Indonesia -- Panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih menggelar seleksi wawancara kepada kandidat yang lolos seleksi tahap
profile assessment. Setelah kemarin wawancara dilakukan terhadap tujuh kandidat, hari ini (25/8) pansel kembali menggelar tes serupa pada tujuh kandidat lain di Sekretariat Negara.
Materi wawancara seputar inovasi, latar belakang, independensi, dan konfirmasi transaksi rekening. Ketujuh orang tersebut adalah Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono, Mayor Jenderal (Purn) Hendardi Soepandji, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshiddiqie, Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK Johan Budi Sapto Pribowo, Dosen Hukum Universitas Hasanuddin La Ode Muhammad Syarif, Dosen Akuntansi Universitas Gadjah Mada Mohammad Gudono, dan Direktur Eksekutif Pertamina Foundation Nina Nurlina Pramono.
Selama satu jam, masing-masing dari tujuh kandidat akan ditanya oleh panitia seleksi yang terdiri dari praktisi dan akademisi. Mereka diberi waktu untuk menjawab pertanyaan sekaligus mengemukakan gagasannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Pansel Destry Damayanti mengatakan Pansel juga akan mengklarifikasi masukan dan rekomendasi dari pihak di luar pansel termasuk badan pekerja Indonesia Corruption Watch (ICW) dan lembaga negara Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK).
"Jadi nanti pada saat test wawancara akan diklarifikasi, akan kita tanyakan ke capim (calon pimpinan)," kata Destry,
Pasrah Jelang WawancaraJelang wawancara, para kandidat calon pimpinan KPK cenderung pasrah. Hal tersebut dikemukakan oleh Johan Budi ketika ditanya kesiapannya mengikuti seleksi terbuka ini.
"Siap. Saya jalani saja," kata Johan ketika dihubungi CNN Indonesia, Senin petang (24/8).
Johan pun tak banyak berkomentar soal visi dan misi yang dia usung untuk membangun komisi antirasuah. Diketahui, Johan telah berkiprah sedikitnya selama 10 tahun di lembaga pemberangus korupsi ini. Ia pun mengaku memahami seluk-beluk internal kelembagaan KPK.
Hal senada diucapkan Giri. Ia mengaku tak mempersiapkan hal khusus apa pun jelang wawancara nanti. "Bismillah saja. Saya kebagian (wawancara) jam 8," kata Giri.
Giri yang juga telah berkiprah selama 10 tahun di KPK mengaku memahami betul permasalahan internal, salah satunya termasuk urusan pegawai. Menurutnya, KPK perlu menambahkan personil untuk mengoptimalkan kinerja di bagian penindakan dan pencegahan.
Giri berharap, dirinya dapat turut berpartisipasi dalam pemberantasan korupsi dengan meduduki posisi penting dalam pengambil kebijakan.
(sur)