Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dari unsur lembaga antirasuah, Sujanarko, mengungkapkan harapannya yang menginginkan komunikasi antar pimpinan KPK dengan jajaran di bawahnya dapat berjalan lancar.
Menjabat sebagai Direktur Direktorat Pembinaan Jaringan Kerjasama antar Komisi dan Instansi KPK sejak tiga tahun lalu, Sujanarko sempat mengaku kesepian selama bekerja.
"Saya akan jalankan fungsi koordinasi sesungguhnya. Tidak hanya ketemu saat
meeting. Saya merasa kesepian," ujarnya di Gedung Serba Guna, Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (26/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, Juru Bicara Pansel Betty Alisjahbana mempertanyakan apa yang akan dilakukan Sujanarko jika terpilih sebagai salah satu komisioner KPK untuk meningkatkan kerjasama antar instansi terutama lembaga penegak hukum.
Sujanarko, yang sudah bergabung dengan KPK sejak 2004, mengatakan sepi yang dimaksudnya itu dirasakan karena adanya perubahan fundamental di setiap pergantian periode pimpinan.
Dia menyebut, pimpinan KPK jilid pertama bersifat
paperless. Kemudian mulai berubah ke jilid dua yakni yang membawa KPK ke organisasi yang sangat birokratis.
Di hadapan panitia seleksi dan pengunjung dia pun menceritakan kebiasaan yang pernah dilakukan pimpinan jilid pertama.
"Pimpinan pertama pakai sandal jepit dijemput ke rumah untuk awasi situasi di luar. Saya pernah diajak ngopi di HI untuk amati demo," katanya.
Karena itu, Sujanarko menilai solusi yang tepat untuk melancarkan komunikasi pimpinan ke semua jajaran adalah pimpinan hingga jajaran bawah KPK harus belajar rendah hati.
Dia pun menyebut, kewenangan KPK yang begitu besar dapat mengubah seseorang.
"Pimpinan harusnya datang ke bawah tepuk pundak dan ngopi bareng. KPK butuh orang yang cukup rendah hati sehingga tidak jadi konflik berkelanjutan," tuturnya.
(meg)