Mabes TNI Serahkan Penyidikan Pengeroyokan ke Polisi

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Jumat, 28 Agu 2015 17:39 WIB
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Endang Sodik menegaskan kasus penembakan ini akan tetap diproses sesuai hukum.
Gedung Mabes Polri. (Detikcom/Hasan Alhabshy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Tentara Nasional Indonesia menegaskan bahwa tembakan senjata api yang dilakukan anggotanya Sersan Satu Azhar, yang menewaskan dua warga sipil di Papua sebagai tindakan mempertahankan diri. Azhar mempertahankan diri lantaran dikeroyok oleh oknum warga di kawasan Timika, Papua.

Terkait dengan pengeroyokan yang dialami Azhar, Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Endang Sodik mengungkapkan bahwa sampai saat ini motifnya belum diketahui.

"Ini masih dicari motifnya karena awalnya Sersan Dua Maher tak bisa pulang lantaran mabuk. Mungkin masyarakat tidak bisa menahan diri dan main keroyok saja," katanya saat dihubungi CNN Indonesia, Jumat (28/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait pengusutan kasus pengeroyokan tersebut, Endang mengatakan bahwa TNI menyerahkan semuanya kepada anggota kepolisian setempat. "Kasus akan diusut kepolisian dan pasti akan tetap diproses," kata Endang.

Saat ini pun, lanjut Endang, kondisi Sertu Azhar dan Serda Maher telah diamankan di Subdenpom setempat. Kondisinya pun baik-baik saja.

Namun begitu, Mabes TNI meminta agar tokoh masyarakat dan tokoh adat di lokasi kejadian untuk tidak terpancing oleh pihak ke tiga. Untuk para korban pun Endang mengatakan bahwa TNI memberikan santunan.

"Korban kami santuni, dan korban yang terserempet peluru sudah dibawa ke rumah sakit," ujarnya.

Sebelumnya Endang mengatakan bahwa Azhar berniat menjemput Maher yang belum kembali ke markas padahal waktu sudah menunjukkan dini hari.

Saat mencari, Azhar malah dicegat oleh masyarakat dan penjelasannya malah diabaikan oleh warga yang langsung memukulnya dari belakang hingga tersungkur. Saat kondisi Azhar sudah bersimbah darah, salah seorang oknum warga hendak mengambil senjata api yang sedang dibawa Azhar.

"Saat itu dia menendang warga yang hendak mengambil senjata apinya dan saat kondisi semakin tak kondusif Azhar berlari dan menembakkan senjata api ke arah atas," kata Endang.

Kondisi yang saat itu gelap gulita, lanjut Endang, berakibat pada Azhar tidak bisa melihat ke arah mana peluru yang dia tembakkan meluncur. Belum lagi pantulan yang bisa terjadi membuat suasana semakin tidak terprediksi.

Oleh sebab itu, Endang menegaskan bahwa tembakan yang dilakukan oleh anak buahnya masuk kategori self defence atau perlindungan diri. Endang beralasan akan semakin berbahaya jika senjata tersebut malah berhasil direbut oleh oknum warga tersebut.

"Jadi dia mempertahankan diri maka menembak ke atas. Di tengah gelap gulita tembakan nyasar mungkin saja terjadi," ujarnya.

Penembakan atas dua orang warga Mimika, Papua, terjadi sekitar pukul 01.33 WIT di Jalan Bhayangkara, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Papua.

Dua orang yang dikabarkan tewas yakni Imanuel Mairimau (23) dan Yulianus Okoare (23). Sementara dua warga yang terluka yakni Martinus Apokapo (24) menderita luka di pinggang kiri dan Martinus Imaputa (17) terluka di bagian kaki.

(hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER