Percakapan Telepon RJ Lino dan Sofyan Djalil Saat Digeledah

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Sabtu, 29 Agu 2015 01:23 WIB
Berikut percakapan telepon lengkap antara Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino dan Kepala Bappenas Sofyan Djalil saat penggeledahan di kantornya.
Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino sempat ditelepon oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil saat Bareskrim Polri menggeledah kantor PT Pelindo II. (Dok. Antara)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino sempat ditelepon oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil saat Bareskrim Polri menggeledah kantor PT Pelindo II, Jumat (28/8) siang.

Lino sempat mengeraskan volume telepon genggamnya dan memperdengarkan kepada wartawan saat dihubungi Sofyan Djalil.

(Baca juga: Saat Digeledah Polisi, RJ Lino Sempat Ditelepon Sofyan Djalil)

Kepada Sofyan Djalil, Lino menjelaskan bahwa polisi mencari file dokumen terkait 10 crane yang tak berfungsi sehingga mempengaruhi proses dwell time alias bongkar muat di pelabuhan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lino mengaku menghormati tindakan polisi yang melakukan penggeledahan. Namun penggeledahan ini tak bisa dilakukan karena dia merasa belum pernah dimintai keterangan oleh polisi.

Berikut percakapan lengkap keduanya, dikutip dari Detikcom.

RJ Lino: Halo Pak Sofyan, selamat siang Pak.

Sofyan: Kenapa Pak RJ Lino?

RJ Lino: Begini, ini saya baru pulang rapat di luar, tiba-tiba saya kaget kok begitu banyak polisi ada di kantor.

Sofyan: Ada apa?

RJ Lino: Ada penggeledahan. Mungkin mereka cari file. Ya saya hormatilah tugas mereka. Tapi ya saya tidak bisa begini-ini. Harusnya dipanggil dulu, ditanya dulu, dicek dulu ada apa gitu ya.

Sofyan: Hmmm...

RJ Lino: Kemudian seperti crane itu yang 10 buah itu. Itu very small investment dari investment yang besar yang kita lakukan. Kemudian itu kan sudah proses itu sudah diperiksa berkali-kali, BPK sudah periksa dan sudah clear juga, proses lelang sampai semuanya.

Sofyan: Yang dulu itu?

RJ Lino: Bukan lagi Pak. Bukan yang saya dipanggil KPK itu. Dulu di KPK saya masih ikut campur untuk mutusin, karena enggak jalan. Kalau ini saya sama sekali enggak tahu. Jadi mulai dari proses lelang, kemudian...

Sofyan: Memang ada yang lapor?

RJ Lino: Saya kira ini ada karyawan JICT yang laporlah ini biasa. Yang ini mulai proses lelang sampai diputusi pemenang kontrak saya tidak ngerti apa-apa.

Sofyan: Ya. Yaya.. terus?

RJ Lino: Saya tidak pernah teken kontrak. Terus terang saya tadi SMS Pak Luhut Pandjaitan (Menko Polhukam-red). Beliau lagi rapat. Saya protes besar. Saya bilang, kalau begini caranya, saya berhentilah sekarang.

Sofyan: Terus bagaimana sekarang?

RJ Lino: Kalau seperti ini caranya, saya berhenti saja. Enggak bisa negeri ini Pak.

Sofyan: Ditelepon Pak Tito? Pak Kapolda? (Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian-red).

RJ Lino: Enggak, tadi saya telepon Pak Luhut. Bukan Kapolda, Pak. Tadi dari Bareskrim Polri yang ke sini. Pak Sofyan ya, kalau Presiden tidak bisa clear hari ini, besok berhentilah.

Susah negeri ini seperti ini. Kita kayak dihukum media. Begitu datang, media begitu banyak. Saya seperti dibuat seperti kriminal. Come on Pak. I'm make this company so rich. Kok malah saya dihukum begini. Enggak fair Pak. Bapak tolong kasih tahu Presiden deh, kalau caranya seperti ini, saya berhenti.

Sofyan: Ibu Rini Sumarno (Menteri BUMN) gimana?

RJ Lino: Ibu Rini sudah telepon Kapolri. Ini contoh enggak baik untuk negeri ini. Kasih tahu Presiden, Pak, kalau caranya begini saya berhenti saja besok. Saya sama sekali disappointed. Saya sama sekali disappointed.

Sofyan: Dasarnya apa?

RJ Lino: Dasarnya katanya ada korupsi sama money laundering. Come on. Jadi Pak Sofyan tolong kasih tahu Presiden, kalau tidak clearkan hari ini, saya berhenti besok. Saya tidak mau kerja seperti ini. Negeri ini tidak bisa seperti ini. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER