Jokowi Pertemukan Sopir Gojek dan Ojek di Meja Makan Istana

Resty Armenia | CNN Indonesia
Selasa, 01 Sep 2015 15:20 WIB
Presiden Jokowi mengundang puluhan sopir angkutan umum, termasuk sopir ojek dan Gojek, untuk makan siang di Istana Negara, Istana Kepresidenan.
Presiden Joko Widodo saat menjamu makan siang pengemudi angkutan umum, ojek pangkalan dan sopir gojek. (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengundang puluhan sopir angkutan umum, termasuk sopir ojek pangkalan dan Gojek, untuk makan siang di Istana Negara, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (1/9).

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengaku ingin mendengarkan masukan-masukan dari seluruh sopir transportasi umum itu, termasuk persaingan yang terjadi antara sopir ojek pangkalan dan sopir Gojek.

Sanuri, seorang seorang sopir ojek konvensional yang biasa memangkal di sekitar Cempaka Putih Barat, ditanya Jokowi mengenai masalah yang sering terjadi di lapangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sanuri memaparkan, masalah yang sedikit menghambat pekerjaannya adalah ketika polisi menilang secara tiba-tiba, tanpa peringatan sebelumnya. Ia pun harus membayar denda tilang sebesar Rp 100 ribu untuk kesalahannya itu. (Baca juga: Jokowi Ajak Tukang Ojek dan Sopir Angkot Makan Siang)

Sanuri juga menyayangkan dilarangnya sepeda motor melintasi Jalan MH Thamrin yang berakibat sulitnya mengantar penumpang yang menuju daerah perkantoran itu. Menurut dia, untuk menuju area itu, para pengendara harus berputar cukup jauh dan harus melewati wilayah yang selalu macet.

"Itu urusan Pak Ahok (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama)," ujar Jokowi saat menjawab masukan Sanuri.

Namun Sanuri tak puas dengan jawaban Presiden. Ia meminta Jokowi turun tangan. "Mungkin Pak Ahok mau mengerti kalau Bapak (Presiden) yang ngomong," kata Sanuri.

Belum lagi, imbuh Sanuri, polemik yang tak kunjung usai antara ojek pangkalan dan pengendata Gojek. (Baca juga: Pemerintah Diminta Turun Atasi Monopoli Gojek Cs)

"Kami menunggu penumpang di pangkalan dua jam, dia (sopir Gojek) pegang handphone saja sudah bisa dapat penumpang," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Suryadi, sopir Gojek, diminta Jokowi maju ke depan untuk menjelaskan tentang penyebab keributan yang beberapa kali terjadi di antara pengendara ojek pangkalan dan Gojek.

Suryadi bercerita, dia pernah diusir oleh tukang ojek pangkalan ketika menjemput penumpangnya. Menurut dia, selama ini sopir ojek hanya salah paham.

"Saya pernah juga diusir, 'sono lu!' Kan Gojek pakai aplikasi, jadi enggak ambil penumpang mereka. Sebenarnya justru Gojek ingin mengajak mereka untuk gabung. Kalau ingin penghasilan bagus, ayo gabung!" ujar dia.

Karena tak hanya fokus di satu wilayah, Suryadi menilai wajar jika pengemudi Gojek banyak mendapat order. Berbeda dengan ojek pangkalan yang memangkal yang hanya di satu daerah saja.

Jokowi lantas bertanya soal penghasilan yang didapatkan setiap harinya. "Bisa sih Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu sehari. Tapi itu kerja keras juga," ujar Suryadi.

Mendengar hal itu, Presiden Jokowi menilai bahwa dalam hidup memang penuh kompetisi, begitu pula dengan apa yang terjadi pada Gojek dan ojek konvensional.

"Kan sama-sama untuk anak dan istri. Masa Gojek enggak boleh kerja? Ini kan memang persaingan, di mana pun memang seperti itu," kata dia.

Selain sopir ojek pangkalan dan Gojek, Jokowi juga mengundang sopir metromini, kopamilet, kopaja, mikrolet, kopamini, dan taksi. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER