Jakarta, CNN Indonesia -- Komisaris Jenderal Budi Waseso mengaku tak ada kasus yang betul-betul ia prioritaskan. Namun dalam perkara korupsi faktor kerugian negara menjadi bakal membetot perhatiannya.
Selama delapan bulan ia menjabat, pekerjaannya diakui tak mulus. Ia mengaku tak puas, sebab kepuasan hanya ia dapatkan kala pengungkapan kasus itu selesai.
(Baca juga: Komisaris Jenderal Budi Waseso: Saya Tidak Buas (1))Di ruang tamu rumah dinas itu, Jumat malam kemarin, jurnalis Prima Gumilang dari CNN Indonesia berbincang tentang jabatan, pekerjaan, keluarga, dan masa muda Budi Waseso. Berikut salah satu bagian petikan wawancaranya:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama menjabat Kabareskrim, apa yang menjadi prioritas Anda?Oh, banyak. Prioritas saya begini. Kasus-kasus yang memang itu potensinya, kalau untuk korupsi, potensinya merugikan negara dalam jumlah besar. Itu menjadi prioritas. Tapi yang lebih menjadi prioritas jikalau kasus itu sudah bulat, buktinya cukup terpenuhi semua. Segera meningkat jadi penyidikan. Hambatan itu biasa. Setiap kita melangkah pun saya kira pasti ada hambatan, tidak ada yang lancar mulus-mulus. Itulah tantangan untuk memecahkan hambatan itu. Kepuasan itu ketika ada tantangan.
Anda sudah merasa puas dengan jabatan Kabareskrim?Tidak. Saya merasakan kepuasan kala pekerjaan saya selesai, bisa saya selesaikan. Berarti saya telah melaksanakan pekerjaan saya, tanggung jawab, kewajiban, sudah selesai. Kan, saya sudah terima gaji dari negara, sekarang dituntut pekerjaannya.
Kasus yang jadi prioritas Anda?Semua kasus menjadi prioritas. Tidak dipilah-pilahkan. Jadi apapun yang dilaporkan, itu menjadi prioritas. Itulah polisi. Kita tidak boleh memilah-milah, membeda-bedakan. Karena tugas kita melayani dalam bidang penyidikan.
Kasus Pelindo II termasuk besar?Sebenarnya awalnya tidak. Tidak termasuk yang spektakuler. Karena itu juga sebagai langkah tindak lanjut terhadap kasus dwelling time. Biasa saja. Penggeledahan itu kan, bukan saja di Pelindo. Di beberapa tempat, di Pertamina juga melakukan penggeledahan. Di Pelindo biasa-biasa saja, karena saya yang memimpin juga. Gak ada hal yang luar biasa.
Bagaimana dengan kasus yang sedang Anda tangani, tapi jabatan telah berganti?Kalau saya, prajurit kapan saja bisa diganti. Gak ada masalah. Yang jelas, kita selalu berharap kasus itu berlanjut, dan dilanjutkan kalau belum selesai. Seperti saya, melanjutkan PR pejabat yang lama.
Apa yang Anda persiapkan untuk BNN?Belum bisa saya lakukan karena saya belum tahu pemetaannya. Saya belum tahu tugas-tugas apa yang harus saya lakukan di BNN. Saya harus memetakan sebenarnya dengan situasi apa yang menjadi pekerjaan pokok saya. Makanya saya akan melihat itu, akan benahi dulu kesiapan ke internal, baru running untuk pekerjaan.
Perbincangan dengan Komisaris Jenderal Budi Waseso dilakukan CNN Indonesia hampir satu jam lebih. Kami membagi beberapa babak wawancara, mulai soal jabatan, pekerjaan, keluarga, dan masa muda sang jenderal bintang tiga. Ikuti bagian wawancara khusus berikutnya.
(sip)