Jakarta, CNN Indonesia -- Delapan bulan duduk di kursi tertinggi Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Komisaris Jenderal Budi Waseso terbilang kerap melakukan aksi-aksi kontroversi. Tak hanya lewat pernyataannya, manuver yang dibuat Budi dalam menguak kasus-kasus korupsi pun beberapa kali menuai friksi.
Selama kurun waktu tersebut, sosok Budi kian disegani. Namun di saat bersamaan, Jenderal kelahiran Pati, Jawa Tengah, itu malah senang menunjukkan keterbukaannya terhadap awak media. Karakternya terbilang berbeda dari Kabareskrim sebelumnya, Suhardi Alius, yang dikenal irit bicara.
Sikap Budi terhadap pewarta ternyata cukup kontras sekaligus unik jika melihat keseharian mantan Kapolda Gorontalo itu berinteraksi dengan anak buahnya di kantor Bareskrim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana tidak, salah satu resepsionis yang berjaga di ruang depan Gedung Bareskrim ternyata mengaku minim sekali berinteraksi dengan Budi.
"Pak Budi kan jarang lewat sini. Seringnya lewat pintu belakang," kata resepsionis yang enggan disebutkan namanya itu.
Budi, menurut resepsionis tersebut, lebih senang masuk Gedung Bareskrim melalui pintu keluar dari pada pintu depan. Karenanya, petugas penerima tamu pun kerap tidak mengetahui keberadaan Budi.
"Kita di sini hanya resepsionis, jadi tidak terlalu mengetahui apakah beliau masih ada di kantor atau tidak," katanya.
Tak hanya resepsionis yang merasakan keunikan sikap Budi, petugas provos di pintu masuk Bareskrim pun mengalami hal yang sama. Menurut petugas provos, yang juga enggan memberitahukan namanya itu, struktur jabatan membuat interaksi mereka dengan Budi sangat terbatas.
"Aturan itu kan ada tingkatan hierarki yang membuat kami berbeda jauh dengan beliau, jadi tak bisa sembarangan," katanya.
(Baca FOKUS: Gaduh Seputar Budi WasesoDia pun menyebut interaksi dirinya dengan Budi bagaikan hubungan murid dengan kepala sekolah. Di sekolah, saat murid berjalan dan berpapasan dengan kepala sekolah belum tentu mereka akan bisa berbincang dengan santai, ada aturan yang harus dipatuhi sebelum bisa berbicara.
"Kalaupun bisa berinteraksi paling jika ada acara-acara tertentu saja," ujar Provos itu.
(Baca juga: Usai Digeser, Budi Waseso Tunda Penggeledahan Kasus Besar)Kini, Budi telah mendapat mandat baru. Meski belum dilantik, kursi Budi dipastikan bakal diduduki oleh Komisaris Jenderal Anang Iskandar. Sedangkan sang jenderal yang dijuluki buldoser itu harus lengser dan menduduki kursi Kepala Badan Narkotika Nasional.
Budi sempat mengatakan, mutasi atas dirinya bukanlah sebagai bentuk hukuman. Dia menegaskan bahwa posisi Kepala BNN sebagai hadiah yang diberikan kepadanya.
"Tidak ada namanya pencopotan atau pelengseran. BNN itu eselonnya lebih tinggi jadi artinya itu adalah reward (penghargaan)," kata Budi.
(meg)