DPR: Ganti Kabareskrim, Jangan Jadi Titipan Mafia

Rinaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Senin, 07 Sep 2015 07:30 WIB
"Yang pertama adalah Kapolri tidak tegas. Yang kedua Kapolri kesannya melakukan kebohongan dengan bilang ada Wanjak," ujar Desmond Junaidi Mahesa.
Ketua Fraksi Partai Golkar DPR Ade Komaruddin (kedua kanan), bersama anggota DPR pendukung usul hak interpelasi Bambang Soesatyo (kiri), Misbakhun (ketiga kiri), Aboebakar Al-Habsyi (kedua kiri), Jazuli Juwaini (kanan) dan Desmond J Mahesa (ketiga kanan), berfoto bersama saat akan memberi keterangan pers di Ruang Fraksi Partai Golkar DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/11). (ANTARA FOTO/Ismar Patrizki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Gerindra, Desmond Junaidi Mahesa, menyangsikan langkah pergantian Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso dengan Kepala Badan Nasional Narkotika Komisaris Jenderal Anang Iskandar.

Menurutnya, pergantian ini menunjukkan kesan istana melindungi mafia korupsi. Karena itu, Anang harus menunjukkan bahwa asumsi itu tak benar dengan cara bekerja lebih baik atau sama baiknya dengan Budi saat menjabat sebagai Kepala Bareskrim.

"Kalau maju semua, (dugaan negatif) akan tertangkis. Oh, ternyata pemerintah bukan pelindung mafia," kata Desmond kepada CNN Indonesia melalui sambungan telepon, kemarin.  (Baca juga: Komjen Budi Waseso: Saya Dulu Dikenal Bergajul (5))

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika tidak, kata Desmond, maka masyarakat akan berpikir bahwa Anang adalah Kabareskrim titipan mafia. Jika itu terbukti, maka dia berharap masyarakat akan mengambil sikap.

"Kalau saya menentang pemerintahan, nanti saya akan dibilang karena saya anak buahnya Pak Prabowo (Subianto). Tapi rasional saja, ada apa dengan bangsa ini saat mafia korupsi dilindungi?" kata Desmond.

Dia juga mengatakan, rencana Komisi III untuk menemui Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti besok (7/9) tetap akan dilakukan. Dia menyoroti setidaknya dua hal dari sikap Badrodin dalam masalah ini.

"Yang pertama adalah Kapolri tidak tegas. Yang kedua Kapolri kesannya melakukan kebohongan dengan bilang ada Wanjak (Dewan Jabatan dan Kepangkatan)," kata Desmond. Dia meyakini, pergantian ini adalah bentuk intervensi dari pemerintah. (Baca juga: Komjen Budi Waseso: Ada Tiga Kelompok di Bareskrim (4))

Sementara itu, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menilai Anang tidak akan kesulitan dalam menjalankan tugasnya.

Komisioner M Nasser kepada CNN Indonesia, Minggu (6/9), mengatakan ada tekanan eksternal yang membuat Budi harus bertukar posisi dengan Anang. Tanpa merinci, dia mengatakan tekanan tersebut berasal "dari atas." Hal ini, menurutnya, berdampak buruk bagi kepolisian.

Walau demikian, dia meyakini Anang akan bergeming menghadapi tekanan-tekanan semacam itu, seandainya terulang kembali. "Dia kuat menahan tekanan. Pak Anang itu memang senyum-senyum begitu tapi kuat. Dia mau mengorbankan profesi demi melawan tekanan-tekanan itu." (Baca juga: Komisaris Jenderal Budi Waseso: Saya Tidak Buas (1))

Catatan khusus Kompolnas yang harus diperhatikan oleh Anang, adalah kelanjutan pengusutan kasus-kasus korupsi besar yang saat ini sedang ditangani Bareskrim. "Itu harus jalan terus, jangan sampai dihentikan," kata Nasser.

Serah terima jabatan Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia digelar hari ini. Komisaris Jenderal Anang Iskandar yang sebelumnya bertugas sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional akan resmi menggantikan Komisaris Jenderal Budi Waseso sebagai Kabareskrim Polri. (gir/gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER