Fahri Hamzah: Jangan Fitnah Setya Novanto

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Selasa, 08 Sep 2015 12:28 WIB
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah membela koleganya, meminta publik melihat lebih berimbang. Pejabat bertemu pengusaha itu biasa. Kampanye di AS pun belum dimulai.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta publik dan media tak memojokkan Ketua DPR Setya Novanto secara berlebihan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah mulai gerah dengan pemberitaan media massa dan persepsi publik yang kian menyudutkan pimpinan parlemen terkait kunjungan kerja ke Amerika Serikat.

Soal pertemuan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dengan Donald Trump, pebisnis yang kini menjadi bakal calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Fahri menyebutnya sebagai hal lumrah layaknya para pejabat yang dalam kunjungan mereka ke luar negeri juga kerap bertemu para pengusaha negara sahabat.

"Itu bukan kampanye (Donald Trump). Jadi Pak Setya Novanto jangan difitnah, kasihan. (Pejabat) bertemu pengusaha di luar negeri itu biasa. Malah munafik kalau ada yang bilang pergi ke luar negeri tidak bertemu pengusaha," kata Fahri di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (8/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera itu, pertemuan antara pejabat dengan pebisnis merupakan hal lumrah. Hal serupa juga dilakukan anggota parlemen luar negeri saat berkunjung ke Indonesia.

Fahri tak menampik bahwa Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, dan rombongannya memang sengaja menemui konglomerat Donald Trump. Namun, ujar Fahri, kunjungan itu tidak dalam kapasitas memberikan dukungan kampanye terhadap pencalonan Trump sebagai Presiden AS.

"Pak Nov (Setya Novanto) itu sendiri kan banyak berkecimpung di dunia usaha, jadi dia lebih tahu dengan situasi dunia usaha," kata Fahri.

Fahri setuju dengan anggapan bahwa pertemuan dengan Donald Trump tersebut sengaja dibikin ramai untuk memojokkan kinerja pimpinan DPR saat ini. Dia menyayangkan jika hal itu benar lantaran menurutnya ada hal yang lebih penting ketimbang urusan kunjungan kerja DPR. (Baca juga: Deretan 'Kasus' Kunjungan Luar Negeri DPR)

"Sudahlah, capek bicara soal politik. Negeri sedang dilanda krisis begini ngomongin politik. Siapa yang mau ambil kursi (pimpinan DPR) saya, silakan ambil. Jijik saya ngomongin soal kursi-kursi terus," kata Fahri.

Fahri menyatakan kunjungan anggota DPR ke AS itu sudah dirancang setelah adanya kunjungan dari Kongres AS ke Indonesia. Saat pertemuan itu perwakilan Kongres AS mengaku menyesal telah keluar dari Inter-Parliamentary Union (IPU).

Setelah mengikuti sidang 4th World Conference of Speakers IPU di New York, rombongan DPR RI terbang ke Washington DC untuk menandatangani hubungan kerjasama antara parlemen Indonesia dengan Kongres Amerika.

Pertemuan dengan Donald Trump, kata Fahri, tidak lebih dari pertemuan pejabat dengan pengusaha di AS.

"Perlu dicatat, kampanye di Amerika itu belum dimulai. Serangan terhadap DPR ini berlebihan, sampai agak memuakkan juga jadinya," kata Fahri.

Kunjungan rombongan DPR ke AS menjadi perbincangan luas di tanah air karena sebagian dari delegasi hadir dalam konferensi pers Donald Trump di Manhattan, New York, yang terlihat mirip kampanye. Akibatnya timbul kesan DPR mendukung Trump sebagai bakal kandidat Presiden AS.

Pada akhir jumpa pers, Setya Novanto diperkenalkan oleh Trump ke hadirin. “Hadirin, ini adalah orang yang sangat luar biasa, Ketua DPR dari Indonesia, Setya Novanto. Salah atu orang yang paling berpengaruh (di Indonesia), dan dia ke sini untuk bertemu dengan saya,” kata Trump dalam rekaman video yang beredar di YouTube.

Trump lantas melanjutkan ucapannya sambil berbicara kepada Setya, “Kami akan melakukan hal yang luar biasa untuk AS, benar kan?”

Dia juga bertanya kepada Setnov apakah warga Indonesia menyukainya, yang kemudian dijawab sang Ketua DPR dengan ucapan, “Ya, sangat.”

Sebelum memperkenalkan Setya di akhir jumpa persnya, Trump bertemu secara informal selama 30 menit dengan rombongan Setya di kantornya untuk bicara soal ekonomi dan investasinya di Indonesia.

Fadli Zon mengatakan diperkenalkannya Setya oleh Trump pada akhir konferensi pers merupakan tindakan spontan dan improvisasi Trump selaku tuan rumah. Hal itu, kata Fadli, bukan berarti rombongan Ketua DPR mendukung Trump selaku bakal kandidat Presiden AS.

Meski demikian, hal tersebut membuat Setya Novanto dan Fadli Zon dilaporkan sejumlah anggota DPR ke Mahkamah Kehormatan Dewan. (Baca Setya Novanto: Kehadiran di Jumpa Pers Trump Tak Langgar Etik)

Baca juga Marzuki Alie: Setya Salah, Tapi Tak Perlu Dilengserkan (meg/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER