Pendekatan Spiritual Efektif Sembuhkan Pecandu Narkoba

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Jumat, 11 Sep 2015 07:10 WIB
Selain pendekatan medis, pendekatan spiritual ternyata masih dinilai sangat efektif mempercepat proses penyembuhan.
Pasien gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dari terapis di Panti Rehabilitasi Sakit Jiwa Yayasan Jamrud Biru, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 5 Agustus 2015. Yayasan Jamrud menampung 25 penderita gangguan kejiwaan, 40 persen titipan dari keluarga dan 60 persen dari jalanan. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Panti rehabilitasi narkotik di Indonesia menggunakan berbagai metode dalam menyembuhkan pecandu obat terlarang. Selain pendekatan medis, pendekatan spiritual ternyata masih dinilai sangat efektif mempercepat proses penyembuhan.

Psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dadang Hawari berpendapat aspek spiritual tidak bisa dipisahkan dari proses penyembuhan pecandu narkotik. Di panti rehabilitasi Madani, Jakarta Timur, yang dikelolanya, Dadang menyediakan konselor agama untuk mendampingi pecandu.


"Kami coba mendekatkan lagi pasien dengan Yang Maha Kuasa. Mereka kami dorong beribadah sesuai agamanya masing-masing," kata Dadang saat diwawancarai CNN Indonesia di kantornya, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (10/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, aspek spiritual menjadi penting karena setiap agama mengajarkan bahwa narkotik adalah hal yang terlarang. Dengan begitu, kata Dadang, pecandu akan termotivasi melepaskan diri dari jeratan narkotik.

Apalagi, kata Dadang, sebagian besar warga Indonesia merupakan orang yang mempunyai agama. Karenanya, ia menilai aspek spiritual tidak bisa dihilangkan dari panti rehabilitasi.
"Dalam Islam, misalnya, diajarkan bahwa segala hal yang memabukkan itu tidak baik. Agama lain juga mengajarkan demikian," katanya.

Di sisi lain, Wan Traga Duvan Baros, Koordinator Pusat Perawatan dari panti rehabilitasi Rumah Cemara Bandung juga menilai aspek spiritual sebagai hal yang sangat penting untuk penyembuhan pecandu narkotik.

"Di Rumah Cemara, kami juga sediakan konselor spiritual bagi para pecandu. Bagaimanapun itu penting. Biasanya pengajaran soal nilai agama dilakukan setiap minggu," kata Traga saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (10/9).

Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Diah Setia Utami menyebutkan, sebanyak 943 ribu pengguna narkotika yang tergolong kronis, perlu direhabilitasi.

Mereka adalah para pecandu kelas berat. Jika tak dipulihkan, praktis akan mempengaruhi jumlah peredaran narkotika di Indonesia.

Total pengguna tersebut mencapai 25 persen dari total 4 juta pengguna narkotika di Indonesia. Mereka perlu diinapkan dalam sebuah panti rehabilitasi. Sementara 75 persen lainnya dapat direhabilitasi melalui rawat jalan.

Menolak Rehab Dihapus

Terkait pernyataan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso, Dadang Hawari menilai ide penghapusan program rehabilitasi untuk para pengguna narkotik akan menghambat upaya pemberantasan narkotik yang tengah diprioritaskan pemerintah.

Dia menyebut para pecandu narkotik tersebut malah akan merasa leluasa memengaruhi narapidana lain di dalam penjara bila mereka dicampurkan begitu saja tanpa ada upaya rehabilitasi.

"Bila sudah begitu, bisa-bisa narkotik juga semakin beredar di balik jeruji besi. Lebih baik para pecandu direhabilitasi di luar (penjara) supaya tidak mempengaruhi orang lain," kata Dadang. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER