DPRD Menentang Ahok Ubah Wisma Atlet Jadi Rusun

Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Selasa, 15 Sep 2015 19:41 WIB
Pengubahan wisma atlet dianggap menjadi pemborosan jika di masa mendatang Pemprov DKI kembali membangun wisma atlet.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik dan Abraham Lunggana saat memberikan keterangan terkait APBD 2015 di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 23 Maret 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohammad Taufik menentang rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang akan menjadikan bangunan wisma atlet yang diperuntukan untuk Asian Games 2018 di Kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, diubah menjadi bangunan hunian seperti rumah susun setelah Asian Games usai.

Politisi Partai Gerindra itu menilai pengubahan wisma atlet menjadi pemborosan jika di masa mendatang Pemprov DKI kembali membangun wisma atlet. Taufik meminta Pemprov DKI mengkaji kembali pengubahan tersebut.
 
"Kalau nanti membangun semacam wisma atlet lagi, itu akan menjadi pemborosan. Coba dipertimbangkan pembangunan wisma atlet diubah jadi rusun," kata Taufik, Selasa (15/9).

Taufik juga mengkhawatirkan penolakan dari masyarakat apabila nantinya warga disuruh pindah di tempat bekas wisma atlet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini bisa-bisa menimbulkan perdebatan kalau sudah nggak dipakai untuk Asian Games. Sebab, di awal peruntukan untuk wisma atlet lalu diubah jadi rusun. Masyarakat bisa nuntut ini karena sekarang sudah pintar-pintar masyarakat," kata Taufik.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjelaskan pengubahan fungsi tersebut sesuai dengan kesepakatan awal saat tanah tersebut dihibahkan dari Sekretariat Negara (Setneg) ke Pemprov DKI Jakarta.

"Waktu kami mendapatkan tanah dari Setneg, dari presiden itu sudah dicantumkan bahwa ini peruntukkan bukan komersial tapi sebagai rusun yang sebelum dipakai jadi rusun akan dipinjamkan dulu buat atlet," kata Ahok, di Balai Kota, Selasa (15/9).

Ahok menambahkan untuk menjadi tuan rumah Asian Game berdasarkan International Olimpic Comitte, Jakarta harus mampu menampung 14 ribu atlet. Dirinya pun menyanggupi persyaratan tersebut dengan mengatakan Jakarta mempunyai rumah susun dengan fasilitas apartemen untuk menampung para atlet.

"Saya punya unit apartemen hampir 7.200 unit. Apartemennya mana? Kami tunjukin rusun. Rusun kami mirip apartemen nggak? Mirip. Kita pasangin gas, furniture, AC," kata Ahok.

Ahok mengatakan dirinya tetap berencana mengubah wisma atlet menjadi rumah susun ketika Asean Games 2018 selesai. Nantinya, rumah susun tersebut akan disewakan bagi warga Jakarta kalangan menengah ke atas

"Semua kalau udah selesai itu jadi rusun untuk kelas yang bisa bayar Rp 100 hingga Rp 150 ribu per hari. Jadi kelas-kelas berdasi, targetnya tuh dia (warga) yang kerja di Jakarta tapi enggak mampu beli rumah di Jakarta, jadi dia bisa tinggal di rusun," tutur Ahok.

Menurut Ahok, nantinya akan banyak rumah susun yang akan dibangun di Jakarta bagi kalangan menengah ke atas. Menurutnya hal tersebut dapat menghemat biaya hidup pekerja di Jakarta. (Baca: Ahok Mulai Bangun 21 Ribu Rusunawa Agustus Mendatang)

Ahok menuturkan unit rumah susun di Kemayoran berjumlah 7.200 unit, di Pasar Rumput 2.300 unit, dan di Pasar Minggu 2.300 hingga 2.500 unit. “Nanti di Blok G Tanah Abang juga ada berapa ratus. Di Grogol juga. Jadi nanti semuanya di pusat kota kita akan bangun banyak rusun seperti ini," kata Ahok.

Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta menganggarkan Rp 32 miliar untuk membangun wisma atlet. Anggaran tersebut diwujudkan dalam bentuk Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) yang diberikan secara bertahap kepada PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku BUMD yang ditunjuk dalam pembangunan wisma atlet .

Pemprov DKI Jakarta menggunakan lahan seluas 11,5 hektare yang dihibahkan Sekretariat Negara untuk membangun sebanyak 7 tower wisma atlet dengan kapasitas lebih dari 14.000 penghuni. Pemancangan tiang pertama rencananya akan dilakukan pada September ini. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER