Bareskrim Periksa Panitia Pengadaan Crane Pelindo II

Rinaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Rabu, 16 Sep 2015 10:05 WIB
Bareskirm menyebut pemeriksaan dilakukan terkait proses pengadaan mobile crane yang dibeli dari Guangxi Narishi Century Equipment Co. Ltd.
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (2/9). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim) memeriksa empat saksi dari PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) terkait kasus dugaan korupsi pengadaan mobile crane di perusahaan plat merah tersebut, kemarin, Selasa, (16/9)

Keempat saksi yang dipanggil adalah Juli Tarigan, Kurnia Jaya, Devis Saraswati dan Tjandra Martoenoes.

"Semua dari bagian pengadaan. Yang terakhir (Tjandra), adalah kepala biro pengadaan saat itu," kata Kepala Subditektorat Tindak Pidana Pencucian Uang Ekonomi dan Khusus Komisaris Besar Golkar Pangraso melalui pesan singkat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga mengatakan, pemeriksaan dilakukan terkait proses pengadaan mobile crane yang dibeli dari Guangxi Narishi Century Equipment Co. Ltd.

Penyidik menduga pengadaan tersebut menyalahi prosedur sehingga merugikan negara sebesar Rp45 miliar.

Sebelumnya, Kejaksaan Agung telah memastikan nama Ferialdy Noerlan telah ditetapkan sebagai tersangka kasus ini. Hal tersebut diketahui dari Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang dikirimkan Polri.

"SPDP perkara Pelindo II atas nama tersangka FN dan kawan-kawan sudah diterima sejak 7 September 2015 oleh Bidang Tindak Pidana Khusus Kejagung," ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Amir Yanto di Kompleks Kejagung, Jakarta, Senin malam (14/9).

Ferialdy diketahui merupakan Direktur Operasi dan Teknik Pelindo II saat ini.

Sebanyak 10 mobile crane yang diadakan perusahaan tersebut pada 2013 semestinya dikirimkan ke delapan pelabuhan. Namun penyidik kepolisian menemukan hingga tahun ini barang- barang tersebut belum dikirimkan.

Kasus ini menjadi sorotan publik saat penggeledahan kantor Pelindo II. Penggeledahan tersebut sempat gaduh dan diprotes oleh Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino, yang kemudian 'mengadu' kepada Kepala Bappenas Sofyan Djalil.

Beberapa pejabat pemerintahan turut bersuara mengenai penggeledahan Pelindo II, termasuk salah satunya Menteri BUMN Rini Soemarno. Rini bahkan sempat menelepon Kapolri untuk meminta penjelasan perihal penggeledahan itu.

Tak lama setelah kejadian itu, Komisaris Jenderal Budi Waseso ditukar posisinya dengan Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Anang Iskandar. Kini, mantan bos reserse itu menempati jabatan Kepala Badan Narkotika Nasional. (meg/meg)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER