Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri mengimbau masyarakat agar tetap tenang meski mengetahui dua orang warga negara Indonesia diculik di perbatasan Papua Nugini. "Harap tenang karena aparat TNI, Polri, dan kementerian terus bergerak," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Suharsono di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (19/6).
Tindakan penculikan itu telah diklaim oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kejadiannya berawal dari insiden penembakan yang terjadi pada 9 September lalu.
Suharsono mengatakan, sejak saat itu kepolisian langsung melakukan pengejaran. Anggota Brigade Mobil dari Kepolisian Daerah Papua dan Kepolisian Resor Keerom diterjunkan untuk memburu para pelaku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, upaya tersebut gagal lantaran para pelaku beserta dua orang yang disandera terlanjur memasuki wilayah Papua Nugini. "Tentu kami tidak bisa langsung menyeberang tanpa prosedur," kata Suharsono. (Baca juga:
Pemerintah RI Tak Pernah Mau Kompromi terhadap Penyanderaan)
Karena itu, Polri berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal Papua Nugini di Jayapura dan Konsulat Jenderal RI yang ada di Vanimo, Papua Nugini. Selain itu, Polri juga langsung berkoordinasi dengan TNI untuk melakukan upaya pembebasan.
"Informasi terakhir dari tentara Papua Nugini, sudah bisa berkomunikasi dengan pihak kelompok yang menyandera. Intinya menyampaikan pesan agar menjaga keselamatan kedua orang tersebut dan mengembalikan kepada pemerintah PNG untuk dipulangkan ke pemerintah RI," kata Suharsono.
Sebelumnya Juru Bicara OPM Saul Bomay menyebut penyanderaan dilakukan agar pemerintah mau menerima tawaran OPM untuk berunding dalam satu meja. Perundingan diminta dilakukan di luar negeri dengan dimediasi oleh negara ketiga yang independen. (Baca juga:
TNI Siagakan Kopassus untuk Bebaskan Sandera OPM)
Materi perundingan yang ingin dibicarakan OPM adalah soal solusi pemerintah untuk berbagai masalah yang ada di Papua.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Endang Sodik menyebut OPM menyandera dua WNI untuk ditukar dengan rekan mereka yang ditahan di Polres Keerom karena terlibat kasus ganja.
Dua WNI yang diculik itu bernama Sudirman dan Badar. Keduanya penebang kayu yang bekerja pada perusahaan penebangan kayu di Skofro, Distrik Keerom, Papua, yang berbatasan dengan Papua Nugini.
(hel)