Jeffrey OPM Hubungi Kapolda Papua, Bantah Sandera WNI

Rinaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Jumat, 18 Sep 2015 07:22 WIB
Jeffrey Pagawak dari Organisasi Papua Merdeka menghubungi Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw. Dia menawarkan bantuan untuk mencari dua WNI yang disandera.
Petugas berjaga di dekat perbatasan RI-Papua Nugini di wilayah Skouw, Jayapura, Papua. (ANTARA/Hafidz Mubarak A.)
Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menyatakan anggota Organisasi Papua Merdeka, Jeffrey Pagawak, membantah tudingan melakukan penculikan dan penyanderaan terhadap dua warga Indonesia di perbatasan Papua.

“Dia bahkan bilang akan membantu mencari keberadaan dua WNI untuk dikembalikan,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Suharsono.

Dua WNI, Sudirman dan Badar, telah genap sepekan disandera oleh kelompok bersenjata. Setelah diserang di Keerom, Papua, saat sedang bekerja mengolah kayu, keduanya dibawa menyeberang ke Vanimo, Papua Nugini, dan hingga kini diduga berada di sana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suharsono mengatakan Jeffrey menghubungi Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw dan mengaku tidak tahu apa-apa soal penyanderaan dua WNI tersebut.

Secara terpisah, Kapolda Papua membenarkan telah dihubungi oleh Jeffrey. Menurut Paulus, Jeffrey menghubunginya pada pukul 12.00 WITA, kemarin, dan menawarkan bantuan untuk mengembalikan dua WNI itu.

Nama Jeffrey sebagai penyandera disebut oleh Tentara Nasional Indonesia. Kelompok Jeffrey, menurut TNI, ialah Gerakan Separatis Papua Bersenjata yang menjadi buronan Polri karena terlibat penyerangan Polsek Abepura beberapa waktu lalu.

Namun menurut Juru Bicara OPM Saul Bomay, penyanderaan terhadap dua WNI di perbatasan Papua bukan dilakukan oleh Jeffrey. Saul mengatakan, Jeffrey ialah juru runding OPM yang lebih banyak bekerja di belakang layar dan kerap berada di luar negeri.

Saul mengatakan penyanderaan dipimpin oleh Lucas Bomay dari Dewan Komando Revolusi Militer OPM Republik Papua Barat. Hingga saat ini informasi yang beredar masih simpang siur dan kedua sandera belum juga berhasil dibebaskan.

Polisi, meski belum bisa memastikan siapa pelaku penculikan, sejauh ini menduga penculik ialah warga negara Indonesia.

Kemarin tim tentara Papua Nugini telah menemukan perkemahan para pelaku yang diduga pernah dijadikan tempat penyanderaan. Namun di lokasi itu sudah tak ada aktivitas apapun.

“Pelaku sudah berpindah tempat, maka tentara Papua Nugini dan masyarakat setempat melakukan pencarian," ujar Suharsono.

Kapolda Papua pun mengatakan belum tahu siapa sesungguhnya penyandera. Namun menurutnya, dua sandera saat ini dalam kondisi sehat.

Koordinator National Papua Solidarity Zely Ariane menyebut banyak kelompok yang menggunakan nama OPM dalam melakukan aksi kekerasan di Bumi Cendrawasih.

"Kalau melihat dari kebiasaan OPM melakukan sesuatu, yang pertama harus dilihat adalah OPM siapa. Karena mudah sekali melabeli kelompok itu sebagai OPM," ujar Zely.

Dia menduga penyanderaan dilakukan oleh organisasi tak jelas. Apalagi, menurut Zely, permintaan penyandera untuk menukar WNI dengan rekan mereka yang ditahan Polres Keerom karena kasus ganja dan narkotik, terlalu remeh jika dilakukan OPM.

"Yang pegang senjata itu bukan cuma OPM dan tentara. Ada juga gerakan tambahan. Tapi karena tidak ada pengusutan yang jelas, jadi orang terlalu mudah untuk menyebut OPM," ujar Zely. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER