Kisah Dua Sandera WNI, Delapan Hari Bertahan Makan Ubi

Albert Matatula | CNN Indonesia
Minggu, 20 Sep 2015 07:05 WIB
Selama delapan hari lamanya mereka disandera kelompok bersenjata. Selama itu mereka hanya makan ubi rebus atau ubi bakar pemberian kelompok penyandera.
Patugas berjaga di dekat perbatasan RI dengan Papua Nugini (PNG) di wilayah Skouw, Jayapura, Papua, Jumat (8/5). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua warga negara Indonesia Sudirman dan Badar akhirnya dibebaskan kelompok bersenjata yang menyandera mereka di Papua Nugini. Mereka dibebaskan dalam kondisi lemah setelah sepekan lebih berada di hutan rimba.

Mendapat perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara, Jayapura, Papua, keduanya menuturkan hari-hari selama penyanderaan.

Sudirman mengatakan, kejadian penyanderaan bermula pada tanggal 9 September lalu saat ia tengah bekerja menarik kayu bersama Badar di Kampung Skopro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar pukul 08.00 waktu setempat, keduanya didatangi tujuh orang tak dikenal. Enam diantaranya menenteng senjata api dan panah. (Baca juga: WNI Korban Penyanderaan Mengaku Disiksa dan Jalan Kaki 11 Jam)

Dalam todongan senjata dan ancaman, keduanya dibawa orang-orang tersebut melintasi perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini. "Sekitar 100 meter dari papan nama perbatasan," kata Sudirman saat ditemui di RS Bhayangkara.

Saat Dalam perjalanan membawa keduanya ke Papua Nugini, kelompok tersebut diketahui sempat menembak penebang kayu yang lain, Kuba Marmahu.

Sudirman mengaku sejak pertama kali disandera itu, ia harus berjalan kaki selama 11 jam. Selanjutnya di bawah todongan senjata, ia sering dibawa berpindah-pindah tempat untuk menghindari kejaran tentara Papua Nugini. 

SIMAK FOKUS: Dua Warga Tersandera di Perbatasan Papua

Pemerintah RI memang meminta bantuan pemerintah Papua Nugini untuk membebaskan keduanya. Sejak diketahui ada penyanderaan di wilayah, pemerintah Papua Nugini juga memberikan bantuan penuh dan terus menjalin komunikasi dengan RI. 

Rekan Sudirman, Badar menambahkan, hari ketiga disandera, kelompok bersenjata tersebut mulai menyiksa. "Ditelanjangi, ditendang, dipukul pakai senapan di perut ini," kata Badar.

Tak tahan dengan perlakuan para penyandera, dua pria asal Buton, Sulawesi Tenggara ini sempat kabur. Namun karena lebatnya hutan di Pulau Papua, mereka malah tersesat dan akhirnya tertangkap lagi. (Baca juga: Menlu: Penyandera Berafiliasi dengan Kelompok Pengkritik HAM)

Selama delapan hari keduanya bertahan hidup. Satu-satunya makanan yang dikonsumsi adalah ubi yang direbus atau dibakar yang diberikan kelompok penyandera.

Meski dengan tubuh lemah karena makanan terbatas serta harus berpindah-pindah tempat, keduanya mampu bertahan.

Delapan hari setelah mereka disandera, kelompok bersenjata itu menyerahkan ke tentara Papua Nugini.

"Tanggal 17 September sekitar jam 4 sore, kami diantar ke tentara PNG (Papua Nugini)," kata Sudirman. Proses penyerahan dilakukan di rumah kepala desa setempat di negara tetangga tersebut. (Baca juga: Tiba di Jayapura, Dua WNI Sandera dalam Kondisi Lemah)

Selanjutnya otoritas setempat menyerahkan dua WNI itu ke perwakilan Republik Indonesia di PNG sebelum dibawa ke Jayapura untuk mendapat perawatan intensif.

Sampai saat ini keduanya mengaku tidak tahu motif penyanderaan. Sudirman dan Badar hanya bersyukur bisa dibebaskan dan kembali ke tanah air. Saat ini keduanya ditempatkan di ruang Cendrawasih RS Bhayangkara dengan penjagaan ketat Polda Papua.  (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER