Jakarta, CNN Indonesia -- Singapura marah. Indeks standar pencemaran udara di negara kota itu mencatat rekor tertinggi akhir pekan lalu. Untuk pertama kalinya, pejabat tinggi negeri itu melontarkan pernyataan pedas terhadap pemerintah Republik Indonesia.
Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam menyebut pemerintah RI amat tak memikirkan keselamatan warga negara tetangga maupun warganya sendiri. Sebabnya, polusi udara di Singapura berasal dari kebakaran hutan di Indonesia.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla lantas merespons ucapan Shanmugam dengan tak kalah sengit. Ia meminta Singapura melakukan tindakan konkret untuk mengatasi bencana kabut asap yang menyebar ke mana-mana itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami (Indonesia) terbuka. Singapura bisa lihat sendiri. Silakan kalau mau membantu. Jangan hanya bicara,” kata JK di sela Konferensi Tingkat Tinggi Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat.
Sesungguhnya Singapura memang telah berniat membantu Indonesia sejak lebih dari dua pekan lalu. Pada minggu kedua bulan ini, 10 September, Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen, menghubungi Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu untuk menawarkan bantuan memadamkan kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan.
Bantuan itu ditawarkan setelah indeks standar pencemaran udara di Singapura terus meningkat hingga mencapai angka 211 atau berada pada level sangat tidak sehat pada akhir pekan itu.
Selanjutnya 12 September, dua hari setelah tawaran Singapura datang, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan belum akan menerima tawaran bantuan Singapura itu. Menurut dia, 20 pesawat yang dikirim pemerintah untuk memadamkan kebakaran hutan dari udara sekaligus menciptakan hujan buatan, telah cukup untuk memadamkan api.
Menanggapi ucapan Menteri Siti itu, keesokannya, 13 September, Menhan Singapura Ng Eng Hen menyatakan Angkatan Bersenjata negeri itu batal mengerahkan kekuatan ke Sumatra. Namun dia menyebut pemerintahnya akan terus berkomunikasi dengan Indonesia soal bencana kebakaran hutan, dan siap membantu jika dibutuhkan.
Sempat mendingin soal kabut asap, Singapura akhirnya menyampaikan kekesalannya secara blak-blakan, Jumat pekan lalu. Pemerintah Negeri Singa jengkel karena kabut asap menyebabkan polusi udara di negara mereka kembali naik, kali ini di angka 341 yang masuk level berbahaya. Angka itu yang tertinggi di Singapura sepanjang tahun ini.
Kejengkelan Singapura, selain dibalas sengit oleh JK dari New York, Senin kemarin, juga ditanggapi dari Jakarta oleh Kepala Staf Presiden RI Teten Masduki.
Teten mengatakan paham apabila negara-negara tetangga Indonesia marah akibat kabut asap kebakaran hutan Indonesia melanda wilayah mereka. Meski demikian, Teten tak mau Indonesia sepenuhnya disalahkan atas bencana itu.
“Asap kebakaran lahan sangat meluas, tapi Singapura harus memahami kesulitan kami memadamkannya. Ini bukan satu hal yang sederhana,” kata Teten.
Sengkarut Indonesia-Singapura di tengah kabut asap ini membuat legislator Dewan Perwakilan Rakyat, Ahmadi Noor Supit, meminta pemerintah RI bersikap terbuka kepada negara-negara tetangga, dan tak ragu menerima bantuan mereka dalam memadamkan kebakaran hutan RI.
(agk)