Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan, pesawat Aviastar PK-BRM Twin Otter jenis DHC-6 yang hilang kontak sempat memotong rute dari yang seharusnya. Namun pemotongan rute ini belum disimpulkan sebagai salah satu penyebab hilangnya pesawat tersebut.
"Dugaan sementara itu memotong rute, itu kan tidak boleh," kata Jonan saat meninjau jalur ganda kereta api Manggarai-Bekasi, Ahad (4/10).
Meski belum dipastikan jadi penyebab hilangnya pesawat, soal pemotongan rute ini akan jadi bahan evaluasi Kementerian Perhubungan pada Aviastar. Bukan tidak mungkin atas tindakan ini maskapai akan menerima sanksi.
"Sanksi belum disiapkan tapi yang pasti kalau celaka itu kita akan cabut izin rutenya sampai ada temuan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) yang hasilnya definitif," kata Jonan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika izin maskapai dicabut, maka maskapai wajib menjalankan corrective action plan. "Corrective action plannya dilakukan oleh maskapai penerbangan itu, baru nanti diberi lagi (izinnya)," ujar Jonan.
Pesawat Aviastar yang mengangkut tujuh penumpang dan tiga kru masih dinyatakan hilang hingga ini. Tim gabungan yang dipimpian Badan SAR Nasional membagi enam sektor pencarian.
Pesawat itu lepas landas Jumat (1/10) lalu dari Bandara Andi Djema, Luwu Utara pukul 12.45 WITA.
Pesawat tersebut dijadwalkan menempuh perjalanan selama 70 menit dan dijadwalkan tiba di Bandara Sultan Hasanuddin pukul 15.39 WITA. Namun dalam perjalanan pesawat itu hilang kontak dan belum ditemukan sampai sekarang.
(sur)