Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, ada dugaan warga negara Indonesia yang hilang di Riyadh, Arab Saudi, diculik oleh intelijen atau kepolisian setempat.
"Dugaan karena (WNI) melakukan tindak pidana sebelumnya," kata Badrodin saat dihubungi Kamis malam (8/10).
Walau demikian, dugaan tersebut masih belum dapat dipastikan. Menurut Badrodin, hal tersebut sedang dikroscek oleh perwakilan pemerintah Indonesia di Arab Saudi kepada otoritas setempat.
"Kami ikut koordinasi karena tidak bisa cari sendiri ke sana. Tapi kalau itu kriminal murni, diserahkan saja ke sana," kata Badrodin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi yang diperoleh Kepolisian, kata Badrodin, WNI tersebut berprofesi sebagai sopir.
Pada 18 September lalu, dia pergi ke tempat tinggal salah seorang temannya untuk menumpang beribadah. Setelah itu, tiga orang mendatangi dan membawanya dengan menggunakan mobil.
"Sampai sekarang belum jelas (kebenarannya). KBRI di sana sudah koordinasi dengan otoritas setempat," kata Badrodin.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia menyebut informasi itu didapatkan dari seorang warga Indonesia bernama Abdurrahman.
Setelah mendapatkan informasi, KBRI Riyadh dan majikan WNI tersebut langsung melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian. Kepolisian pun langsung memanggil saksi untuk melakukan penelusuran lebih lanjut.
"KBRI juga sudah menunjuk konsultan hukum dengan latar belakang mantan polisi agar dapat membantu penelusuran lebih lanjut," kata Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badan Hukum Lalu Muhamad Iqbal.
Sementara itu Ketua Forum Silaturahim Warga Negara Indonesia di Riyadh, Abdul Malik An-Namiri mengatakan ada sejumlah kejanggalan di balik hilangnya WNI bernama Suparto itu.
Pria asal Situbondo itu menurut Abdul memang bekerja sebagai sopir. Sebelumnya dia telah bekerja di negara itu bersama istrinya selama sembilan tahun.
Jumat lalu, lanjut Abdul, Suparto mengantar majikannya ke rumah orang tuanya di wilayah Esbelia. Usai mengantar majikannya, Suparto menuju rumah kerabatnya yang kebetulan berdekatan dengan lokasi tersebut, Abdurrahman.
Abdurrahman yang pertama kali melaporkan bahwa Suparto diculik. Dari Abdurrahman, Abdul mengetahui seluruh kisah penculikan itu.
Saat itu, kata Abdul, tiba-tiba datang seorang pria Arab, berteriak memanggil Suparto. Menurut Abdul, Suparto keheranan karena pria itu tahu namanya.
"Saat itu Suparto baru selesai wudhu mau ke masjid, orang itu masuk ke kamarnya Abdurrahman, dan bertanya soal KTP Suparto, berapa lama kerja di Saudi dan nomor HP," kata Abdul.
Saat mereka keluar menuju masjid, ada dua orang lainnya diluar. Suparto lantas dimasukkan ke dalam dan dibawa pergi.
"Abdurrahman bengong dan tidak sempat memoto plat nomornya," kata Abdul.
Hingga kini belum ada kejelasan mengenai nasib Suparto. Belum diketahui juga apa motif pelaku penculikan tersebut.
(sur)