Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polres Jakarta Timur Komisaris Besar Umar Faroq menyatakan ada saksi yang memberikan keterangan menyesatkan terkait kasus pembunuhan Ibu dan anaknya di Cakung, Jakarta Timur. Saksi tersebut dinilai tidak koperatif sehingga mengaburkan fokus penyelidikan.
"Jadi ini memang ada yang melakukan penyesatan terhadap fakta itu. Dari saksi tidak semua memberikan kontribusi yang positif," ujar Umar di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (12/10).
Umar mengatakan keterangan saksi dinilai menyesatkan karena tidak didukung dengan keterangan saksi lain yang diperiksa oleh polisi. Namun, keterangan saksi tersebut sampai saat ini masih dikembangkan untuk kepentingan penyelidikan. Ia menjelaskan keterangan setiap saksi akan dibandingkan dengan temuan barang bukti yang ada di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Umar mengaku sampai saat ini polisi belum bisa memastikan motif pasti dibalik pembunuhan tersebut. Namun, ia menuturkan ada kemungkinan pembunuhan dilakukan oleh orang terdekat. Pasalnya, ketika olah TKP dilakukan, petugas menyatakan tidak ada barang berharga milik korban yang hilang.
"Motif belum kita simpulkan, karena motif bisa dikatakan pasti jika pelaku telah ditangkap. Pastinya bukan motif perampokan, karena barang yang aada di TKP tidak hilang," ujar Umar.
Dalam olah TKP beberapa waktu lalu polisi telah mengerahkan anjing pelacak untuk mengetahui arah pergi dan barang milik pribadi yang kemungkinan tertinggal di TKP. Pengerahan anjing pelacak, lanjut Umar, ditujukan untuk mempersempit ruanng gerak pelaku dan fokus penyelidikan terhadap kasus pembunuhan tersebut.
Umar menilai kasus pembunuhan itu merupakan sebuah kasus besar karena eksekusi terhadap para korbannya terbilang sadis. Sehingga, Umar mengatakan ada kemungkinan pemeriksaan ulang terhadap para saksi untuk memperdalam keterangan untuk kepentingan penyelidikan.
"Kita perlu kecermatan dalam mengumpulkan fakta hukum yang ada, terutama dalam pemeriksaan saksi. Bisa saja saksi kita periksa ulang," ujarnya.
Jenazah Dayu dan Yuel ditemukan oleh sang suami pada Kamis (8/10) di kediamannya sekitar pukul 17.30 WIB. Saat ditemukan, ada sejumlah luka pada bagian leher, dagu, punggung, dada kanan, serta bawah ketiak Dayu. Sementara untuk Yuel, polisi menemukan luka terbuka di bagian leher.
Saat menemukan dua anggota keluarganya, Heno baru saja pulang dari bekerja dan menemukan bahwa pagar dan pintu depan rumahnya tidak terkunci. Saat dia masuk ke kamar, di situlah dia menemukan anak dan istrinya sudah tewas bersimbah darah.
(bag)