Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan pemerintah Jepang memutuskan untuk memberikan bantuan kepada Indonesia berupa bahan kimia pemadam api untuk menangani kabut asap akibat pembakaran lahan di Sumatera dan Kalimantan.
"Dari Jepang tidak akan memberikan bantuan helikopter atau pesawat, tapi bahan kimia untuk pemadaman api. Sampai saat ini masih berkoordinasi dengan Kemenlu dan Kepala BNPB," ujar Sutopo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (12/10).
Sutopo memaparkan terdapat enam negara yang telah berkomitmen untuk membantu Indonesia mengatasi kabut asap ini. Di antaranya Malaysia, Singapura, Jepang, Rusia, China, dan Korea. Sampai saat ini, tutur dia, baru Malaysia dan Singapura yang telah mengirimkan pesawat atau helikopter bantuannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tim Malaysia memberi bantuan satu pesawat bombardir, telah tiba sejak hari Jumat. Kemudian dari Singapura ada satu helikopter Chinook. Sabtu kemarin bantuan Malaysia akan beroperasi efektif hanya lima hari saja, sedangkan bantuan Singapura diperkirakan hanya 13 hari. Kemarin sudah ikut melakukan pemadaman bersama tim Indonesia melakukan pemadalam di Air Sugihan, Ogan Komering Ilir," kata dia.
Sutopo menjelaskan jika dilihat dari jumlah hotspot terjadi penurunan dibandingkan kemarin. Namun, asap makin meluas baik di Sumatra maupun Kalimantan. Sedangkan Jambi dan Riau menjadi kawasan yang terbakar sangat luas dan masih pekat.
"Kemudian dari pihak Australia, rencana akan mengirimkan satu pesawat L100 sekelas Hercules, kapasitasnya 15 ribu liter, diperkirakan akan tiba di Palembang pada Rabu. Bantuan Pemerintah Australia hanya berlangsung lima hari karena di New South Wales juga sedang terbakar, jadi pesawat ini akan dikerahkan di Australia," ujar dia.
Saat ini, tutur Sutopo, terdapat 11 helikopter dan pesawat yang dipusatkan di Sumatera Selatan, khususnya di Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin di bawah kendali Danlanud Palembang.
Tim Malaysia dan Singapura sempat mengalami kesulitan memadamkan api dan asap karena sangat banyaknya titik api yang harus dijangkau. Bahkan, tim Singapura meminta Sutopo untuk memastikan titik-titik koordinat di mana mereka harus menjatuhkan bom air sesuai dengan titik api yang ada.
"Kalau tim Indonesia, karena sudah lama melakukan, maka melakukan penanganan dengan mandiri, artinya kami tetap dibantu dari posko tapi situasinya ketika mencari sumber-sumber air, kami cari yang dekat," kata dia.
Ia menuturkan setiap pagi dilakukan briefing kru dari 11 pesawat untuk menentukan pembagian tugas, titik mana saja yang harus ditangani, hingga pengaturan ketinggian, karena tugas penanganan kabut asap ini menyangkut pergerakan pesawat yang sangat cepat di lokasi yang relatif sama.
"Agar aman maka kami atur. Kami melakukan secara terus-menerus. Dan alhamdulillah kemarin sudah banyak hujan terutama di Riau, Kalbar, Kalsel, Kaltim banyak ujan," ujar dia.
Sutopo mengungkapkan, Presiden Jokowi memerintahkan agar penanganan kabut asap ini bisa selesai dalam jangka waktu dua pekan. "Kami dengan sgala ikhtiar kami, operasi darat, udara, penegakan hukum, sosialisasi kami lakukan. Ya kami berharap makin cepat, makin baik," kata dia.
(bag)