2.000 Pengungsi Aceh Singkil di Tapanuli Butuh Bantuan

Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Selasa, 13 Okt 2015 22:21 WIB
Sebanyak 700 kepala keluarga yang terdiri dari sekitar 2.000 warga Aceh Singkil yang mengungsi di Tapanuli Tengah membutuhkan pakaian, makanan dan selimut.
Foto ilustrasi pengungsi. (REUTERS/Marko Djurica)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 700 kepala keluarga yang terdiri dari sekitar 2.000 warga Aceh Singkil mengungsi ke sekolah gereja HKBP, tepatnya di Desa Saragih, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Saat ini mereka membutuhkan bantuan seperti pakaian, makanan dan selimut.

Ernawati (33), salah satu pengungsi, mengatakan saat ini dirinya bersama warga lain sedang berkumpul di pengungsian. Banyaknya warga yang mengungsi membuat pengungsian tidak mampu menampung warga. Dia bersama satu orang anaknya memilih mengungsi di Tapanuli Tengah karena lokasinya yang dekat dengan Aceh Singkil.

"Kondisi saat ini hujan, di sini sedang berkumpul, tempat pengungsian terbatas jadi banyak yang menumpang ke rumah warga," kata Erna, ketika dihubungi CNN Indonesia, Selasa (13/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Erna, jumlah pengungsi masih terus berdatangan. Hal ini terjadi karena warga takut menjadi korban berikutnya. Sulitnya akses tranportasi juga menyebabkan pengungsi baru sampai ke lokasi pengungsian pada malam hari.

"Pengungsi masih terus berdatangan, soalnya mereka nunggu jemputan, warga kristennya 80-90 persen mengungsi," ujarnya.

Dia menjelaskan lokasi pengungsian berada di dua tempat, ada di Tapanuli Tengah dan Tapanuli Barat. Saat ini lokasi tempatnya mengungsi tengah dijaga oleh aparat keamanan dari Polri dan TNI. Namun, dia mengatakan pengungsi sangat membutuhkan bantuan.

"Kami yang pasti butuh selimut, pampers karena banyak anak-anak, terus pakaian, makanan," katanya.

Erna mengatakan belum tahu sampai kapan akan terus mengungsi. Dia pun mengaku bingung dan mengatakan akan kembali jika kondisi kampungnya di Aceh Singkil sudah kondusif.

Erna menceritakan pembakaran rumah ibadah terjadi pukul 11.00 WIB. Saat itu dia berada di rumah. Menurutnya, sekitar 200 orang langsung mendatangi gereja dan melakukan pembakaran.

Terkait korban tewas, Erna mengatakan dia mengetahui ada satu korban tewas. Namun, dia tidak tahu apa yang menjadi penyebabnya. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER