Malaysia-Australia Resmi Tarik Bantuan untuk Atasi Kabut Asap

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Selasa, 20 Okt 2015 18:41 WIB
Saat ini hanya helikopter Chinook 93 CH47 milik Singapura yang masih beroperasi melakukan water bombing di Sumatera Selatan.
Pesawat Bombardier CL415 Water Bombing milik Tentara Udara Diraja Malaysia. (ANTARA/Nova Wahyudi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Pusat Data Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bantuan dari Malaysia dan Australia dalam menangani kabut asap ditarik sesuai dengan jadwal yang ditentukan (19/10). Sutopo mengatakan saat ini hanya helikopter Chinook 93 CH47 milik Singapura yang masih beroperasi melakukan water bombing di Sumatera Selatan.

"Pesawat Bombardier dari Malaysia dan Hercules dari Australia mengakhiri tugasnya selama lima hari," ucap Sutopo melalui keterangan tertulis, Selasa (20/10).

Dengan ditariknya bantuan Malaysia dan Australia, Sutopo mengungkapkan sebanyak 11 unit helikopter dan pesawat masih melakukan operasi udara, water bombing, dan hujan buatan di Sumatera Selatan. “10 unit asal Indonesia dan satu unit asal Singapura,” ucapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, dua pesawat Air Tractor dipindahkan ke Pangkal Pinang untuk strategi water bombing. Sutopo mengatakan pemindahan markas ini untuk memudahkan operasi karena Lanud Palembang sering tertutup asap sehingga jarak pandang pendek dan pesawat tidak bisa terbang.

Sebanyak tiga unit mobil tangki, tandon air kapasitas 5.000 liter, bahan kimia dan lainnya telah disiapkan di Pangkal Pinang.

Meski bantuan Malaysia dan Australia telah ditarik, Sutopo mengatakan pemerintah Indonesia mendatangkan dua unit pesawat amphibi Beriev Be-200 dari Rusia. Ia menjelaskan pesawat Be-200 adalah pesawat amphibi yang legendaris untuk water bombing yang memiliki kapasitas 12.000 liter dan mengambil air di sungai, danau atau laut.

"Untuk menambah daya gempur water bombing, maka Pemerintah Indonesia mendatangkan 2 unit pesawat amphibi Beriev Be-200 beserta 20 personel kru pesawat dari Rusia," tuturnya.

Rencananya, ucap Sutopo, pesawat Be-200 akan mendarat esok hari (21/10) pada pukul 01.30 WIB di Palembang. Selain itu, tim aju (advance) Kedutaan Besar Rusia juga telah berada di Palembang hari ini. Sutopo mengatakan bukan kali pertama Indonesia menggunakan pesawat Be-200. Indonesia menggunakan pesawat yang sama untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan tahun 2007. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER