Api dan Asap Kian Parah, RI Minta Bantuan Malaysia Lagi

Resty Armenia | CNN Indonesia
Rabu, 21 Okt 2015 09:47 WIB
Api bertambah dahsyat, asap bergulung-gulung. Titik api yang berjumlah 352 Senin pagi, sore harinya meningkat drastis jadi 2.438. Kebakaran tak terkendali.
Kebakaran hutan RI dilihat dari citra resolusi tinggi satelit Terra NASA. (Dok. NASA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan pemerintah Indonesia akan meminta Malaysia untuk kembali membantu mengatasi kabut asap yang makin parah di Sumatra dan Kalimantan. 

Luhut mengatakan telah melihat secara langsung perkembangan kabut asap di berbagai daerah, khususnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, dengan menggunakan helikopter. Turut bersamanya Kepala Badan Nasional Penanganan Bencana Willem Rampangilei, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, serta Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. 

Dari pengamatan tersebut, Luhut menilai kekeringan di beberapa titik masih cukup parah sehingga diperlukan langkah-langkah penanganan yang lebih masif.
"Kami hitung dan tambah sampai 15 pesawat terbang. Ada (pesawat) Bombardier, Be-200 dari Rusia, dan Pelican," ujar Luhut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah yakin bantuan dari negara-negara sahabat itu mampu menangani keganasan api yang mengakibatkan kabut asap pekat.

"Bantuan dari Australia dan Malaysia sudah kembali, tapi nanti Malaysia akan kami minta kembali lagi. Sepuluh pesawat lagi, Be-200 dan Pelican akan kami tambah," kata Luhut.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan pada pukul 06.00 WIB, Senin, masih terdapat 352 titik api di seluruh Indonesia, dengan 56 api antaranya terdapat di Sumatra Selatan. Namun sore harinya jumlah titik api justru meningkat menjadi 2.438, dengan 513 di antaranya berada di Sumatra Selatan. 

"Sementara Selasa kemarin ada 1.678 titik api. Khusus yang ada di Sumatra Selatan 809 titik api," ujar Siti.

Menurutnya, kondisi di lapangan sungguh amat berat karena asap bergulung-gulung dan api bertambah dahsyat. Ia menggambarkan api seakan bergerak dari bawah sampai atas. Daerah yang menjadi prioritas utama pemerintah saat ini akibat ganasnya api adalah Kalimantan Tengah dan Sumatra Selatan.
(utd/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER