Dewie Yasin Limpo Menangis Bertemu Anak di KPK

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Selasa, 27 Okt 2015 16:43 WIB
Momen pemeriksaan ke KPK memang menjadi waktu yang tepat bagi Dewie Yasin Limpo untuk bertemu keluarga sejak dijebloskan ke penjara.
Penyidik KPK menunjukan barang bukti hasil operasi tangka tangan saat jumpa pers di gedung kpk, jakarta (21/10/2015). Anggota Fraksi Hanura di DPR Dewie Yasin Limpo resmi menjadi tersangka dalam kasus dugaan penyuapan terkait proyek pengembangan tenaga listrik di Papua. (Detik Foto/Hasan Al Habshy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota DPR Fraksi Hanura sekaligus tersangka suap pembahasan anggaran proyek pembangkit listrik, Dewie Yasin Limpo, tampak berkaca-kaca atas pemanggilan dirinya di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (27/10). Dewie yang berbaju hitam dengan rompi oranye "Tahanan KPK" ini mengaku kepada awak media telah menangis.

"Iya, menangis. Bertemu anak," kata Dewie di Gedung KPK.

Dewie tak mau menanggapi pertanyaan awak media soal suap yang dia terima. Sambil berjalan masuk ke mobil tahanan, wajahnya tampak sembab.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika ditemui secara terpisah, putra Dewie bernama Rio mengaku baru bertemu sang ibunda. Pertemuan ini telah diizinkan oleh penyidik KPK. "Tadi bertemu sekadar ngobrol kabar. Tanya kesehatan. Katanya sakit kepala di belakang. Mau minta periksa ke dokter," kata Rio di Gedung KPK.

Sejak ditahan di Rutan KPK sejak Kamis dini hari (22/10), aktivitas Dewie menjadi terbatas. Ia tak dapat dengan bebas bertemu dengan kerabat dan keluarga. Alhasil, momen pemeriksaan ke KPK menjadi waktu yang tepat untuk bertemu keluarga.

Selain Rio, ada tiga orang kerabat Dewie yang menyambangi Gedung KPK untuk berpelukan dan menyapa. Sebelum ditahan,Dewie bersama staf ahlinya bernama Bambang Wahyu Hadi dicokok KPK di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Selasa (21/10), sekitar pukul 19.00 WIB.

Di tempat terpisah, Sekretaris Pribadi Dewie bernama Rinelda Bandaso dan Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Deiyai, Papua, Irenius Adii ditangkap saat operasi tangkap tangan.

Rinelda mmenerima uang sebanyak Sin$177.700 atau sekitar Rp1,7 miliar dari bos PT Abdi Bumi Cendrawasih, Setiadi, dan Iranius, di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa sore (21/10).

Duit digunakan untuk memuluskan pembahasan proyek pembangkit listrik mikro hidro di Papua. Proyek ini rencananya dilakukan tak hanya untuk tahun 2016. Nilainya mencapai Rp255 miliar. Pembahasan mencakup pos Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari pos Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tahun 2016.

Sejauh ini KPK menetapkan Dewie, Rinelda, Bambang, Setiadi, dan Irenius Adii sebagai tersangka. Irenius dan Setiadi diduga sebagai pemberi suap dan melanggar pasal 5 ayat 1 huruf a huruf b atau pasal 13 Undang-Undang Nomor 31Tahun 1999 sebagaimana diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tipikor.

Sementara Dewie Limpo bersama Renaldi dan Bambang diduga menerima suap dan melanggar pasal 12 huruf a, huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31Tahun 1999 sebagaimana diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tipikor. (rdk)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER