Cegah Karhutla, Menristekdikti Bentuk Forum Riset Nasional

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Kamis, 05 Nov 2015 16:18 WIB
Forum riset nasional yang disebut Konsorsium Riset Nasional ini akan menkoordinir periset dari berbagai bidang di Indonesia.
Menristekdikti Mohamad Nasir saat diwawancarai di kantornya yang berada di kawasan Thamrin, Jakarta, pada Jumat (2/10). (CNN Indonesia/ Yohannie Linggasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan akan membentuk Konsorsium Riset Nasional sebagai salah satu pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Nasir mengatakan saat ini sebenarnya masing-masing perguruan tinggi di Indonesia telah mengembangkan riset dan teknologi yang efektif dalam mencegah dan menangani dampak karhutla.
Sayangnya, kata Nasir, riset-riset tersebut berjalan sendiri-sendiri sehingga penerapannya tidak maksimal. Oleh karena itu, Nasir menilai perlu adanya kerja sama dan koordinasi di antara periset-periset tersebut.

"Tiap tahun karhutla terus terjadi. Makanya kami akan buat konsorsium riset supaya hasil riset ini bisa maksimal diterapkan. Ada ahli hukum juga yang nantinya bisa menjelaskan apa sanksi bila hutan dibakar dengan sengaja," kata Nasir saat konferensi pers di Kemenristekdikti, Jakarta, Kamis (5/11).
Ia mengatakan nantinya dalam konsorsium ini ada pembagian tanggung jawab kepada masing-masing perguruan tinggi yang terlibat. Misalnya, kata Nasir, ada yang bertanggung jawab untuk bidang kesehatan, pendidikan, hingga ke tata kelola gambut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konsorsium ini juga akan memikirkan bagaimana mengatasi dampak karhutla, misalnya apa yang harus dilakukan setelah karhutla supaya masyarakat merasa aman," katanya.
Selain itu, konsorsium ini juga akan mengumpulkan periset di bidang gambut agar bisa melakukan pemeliharaan pada lahan gambut dengan tujuan gambut tidak terbakar lagi pada tahun depan.

"Jangan sampai setelah kebakaran, barulah periset ini 'menggeliat'," kata Nasir.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti Muhammad Dimyati mengatakan selama ini hasil riset perguruan tinggi sering kali hanya berakhir di perpustakaan. Dengan adanya konsorsium ini, diharapkan riset tersebut bisa diterapkan di masyarakat.

"Selama ini ketika terjadi bencana dan pemerintah mau pakai hasil penelitian mereka, pihak perguruan tinggi terkaget-kaget. Kami tidak mau hal itu terjadi lagi di masa mendatang," katanya.

Ia menjelaskan adanya konsorsium ini juga medorong agar periset aktif mengirimkan proposal penelitian. Proposal yang disetujui pada tahun ini akan diimplementasikan pada 2016.

"Konsorsium ini bukan sekadar dibentuk, tetapi juga dibiayai. Anggarannya hampir Rp 1 triliun," katanya. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER