Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo menyambangi Markas Besar Polri, Jakarta, Jumat (5/11).
Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, sekitar enam mobil berpelat militer berjajar di depan gedung utama Korps Bhayangkara sedari siang tadi. Namun, pertemuan itu berjalan tertutup.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan menyebut pertemuan tersebut untuk membahas Operasi Camar Maleo III di Sulawesi Tengah. Operasi tersebut bertujuan untuk memburu gembong teroris Santoso.
Selain itu, kata Anton, banyak agenda lain yang dibicarakan. Di antaranya dibahas juga persiapan penanganan Pemilihan Kepala Daerah serentak pada Desember yang akan datang.
Operasi Camar Maleo, kata Anton, sejauh ini sudah menunjukkan perkembangan yang berarti. Setidaknya empat titik yang mencurigakan sudah dikantongi petugas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu rahasia, pokoknya ada empat blok. Itu di daerah sekitar sana. Di sekitar sana," kata Anton.
Sementara itu, usai pertemuan, Gatot tidak memberikan pernyataan kepada awak media. Keluar dari gedung utama, Gatot langsung memasuki mobilnya yang sudah menunggu dan langsung pergi meninggalkan Markas Besar Polri.
"Teroris yang dicari salah satunya itu adalah kelompok Santoso. Karena yang paling besar kelompok Santoso, sama seperti di Amerika memburu Osama bin Laden," kata Anton.
Nama Santoso masuk ke dalam daftar teratas buronan teroris kepolisian sejak mengotaki penyerbuan dan pembunuhan terhadap tiga polisi di BCA Palu pada 25 Mei 2011.
Selain itu, Santoso terus melakukan serentetan aksi teror di Poso setahun setelahnya. Dia menculik dua anggota Polisi Resor Poso yang melintas di Dusun Tamanjeka untuk menjebak petugas lainnya dengan ranjau.
Terakhir, tiga orang petani diduga dibunuh oleh kelompok tersebut. Nyoman Astika (70), seorang transmigran asal Buleleng, jenazahnya ditemukan dalam kondisi terpenggal, bulan lalu.
Kemudian seorang warga bernama Hengky (50), juga ditemukan dalam kondisi yang sama di tempat terpisah. Sedangkan korban ketiga hingga kini belum diketahui identitasnya, namun jenazahnya ditemukan dalam kondisi utuh.
Tindakan itu diduga bermotif balas dendam atas tewasnya seorang pentolan teroris bernama Bado dalam kontak senjata dengan aparat Brigade Mobil Polda Sulawesi Tengah di wilayah Pegunungan Langka, Poso Pesisir Utara, Poso.
(utd)