Ical Sangkal Ada Pihak Hendak Singkirkan Setya Novanto

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Jumat, 20 Nov 2015 14:29 WIB
Aburizal Bakrie tidak percaya jika ada pihak yang ingin memanfaatkan situasi dalam kasus yang tengah menjerat Ketua DPR Setya Novanto.
Ketua Umum Partai Golkar Munas Bali Aburizal Bakrie (kedua kanan) didampingi Ketua DPR Setya Novanto (kanan), Ketua Fraksi Partai Golkar Ade Komaruddin (kedua kiri) dan Sekretaris Fraksi Bambang Soesatyo (kiri) menghadiri rapat pleno Fraksi Partai Golkar di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu. (Antara Foto/Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali, Aburizal Bakrie mengaku tidak percaya jika ada pihak yang ingin memanfaatkan situasi dalam kasus yang menjerat Ketua DPR Setya Novanto.

Beberapa anggota parlemen sudah mulai angkat bicara terkait kasus ini, seperti anggota fraksi Partai Gerindra yang menyarankan agar Ketua DPR, Setya Novanto mundur dari jabatannya. Masyarakat pun sudah diramaikan dengan petisi mendesak hal yang sama.

Pria yang akrab disapa Ical ini tidak melihat hal tersebut sebagai langkah untuk menggulingkan Setya Novanto. "Masa menggulingkan? Menggulingkan orang itu dosa," ujar Ical di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (20/11).
Selain itu, Ical menganggap tidak mungkin dilakukan reposisi atau 'kocok ulang' posisi Setya Novanto sebagai Ketua DPR, karena tidak ada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hal itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Baca dulu Undang-undangnya tidak seperti itu," kata Ical.

Hal senada diungkapkan Sekretaris Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo yang menilai desakan mundur terhadap Setya Novanto, sebagai hal wajar dan menurutnya akan hilang dengan sendirinya.

"Itu menurut saya wajar, nanti juga lama-lama hilang," kata Bambang.
Dalam UU No. 17 tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD, tidak ada satu pasal yang mengatur untuk melakukan pergantian pimpinan parlemen melalui kocok ulang. Jika wacana itu akan dilakukan, berarti harus merevisi UU itu terlebih dahulu.

Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra Desmond J Mahesa menilai Ketua DPR Setya Novanto harus mengundurkan diri apabila terbukti menjual nama Joko Widodo dan Jusuf Kalla demi mendapat 20 persen saham PT Freeport Indonesia.

"Kalau perlu, dia seorang gentlemen ya mundur. Ini mempermalukan DPR," ujar Desmond di Gedung DPR, Jakarta kemarin.

Dua petisi online yang meminta Ketua DPR Setya Novanto dicopot dari jabatannya dibuat di laman Change.org. Dibuat sejak kemarin, dukungan terhadap dua petisi ini terus diberikan.
Petisi pertama diberi judul "Pecat Ketua DPR Setya Novanto yang mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wapres JK". Petisi ini dibuat oleh A Setiawan Abadi.

Sementara petisi lain di laman yang sama diberi judul "Turunkan Setya Novanto dari Ketua dan Pecat dari DPR RI, Rakyat NTT harus Cabut Mandat!!!!". Petisi ini dibuat oleh Elkana Goro Leba. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER