Bappenas Akan Rehabilitasi 5,5 Juta Hektar Lahan Resapan Air

CNN Indonesia
Senin, 23 Nov 2015 01:46 WIB
Demi menambah kapasitas air tanah, Bappenas berencana menambah 5,5 juta hektar lahan baru untuk direhabilitasi.
Saat warga di Jawa Barat mengalami kesulitan air bersih beberapa waktu lalu. (CNN Indonesia/ Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan penambahan 5,5 juta hektar lahan baru untuk direhabilitasi di seluruh wilayah Indonesia hingga empat tahun mendatang. Penambahan lahan akan dilakukan untuk menambah kapasitas air tanah (green water).

"Kita punya target kira-kira ada 5,5 juta hektar lahan yang harus kita rehab (hingga 2019). Artinya, per tahun kita harus rehab 1,1 juta hektar lahan," kata Direktur Kehutanan dan Konversi Sumber Daya Air Bappenas, Basah Hernowo, kepada CNN Indonesia di Jakarta, Minggu (22/11).

Walaupun memiliki target merehabilitasi 5,5 juta hektar lahan, namun Basah pesimis dapat memenuhi angka tersebut. Secara realistis, ia mengaku hanya dapat merehabilitasi 200 ribu hektar setiap tahunnya karena minimnya dana yang disediakan Pemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kesempatan yang sama, Basah mengatakan bahwa rehabilitasi lahan mendesak dilakukan mulai tahun ini. Desakan muncul karena sampai akhir tahun ini tercatat hanya Kalimantan dan Papua daerah yang memiliki kawasan penyerapan air tanah ideal di Indonesia.

"Daerah yang aman hanya Kalimantan dan Papua. Sebagai catatan saja tahun ini untuk pertama kalinya Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ditutup karena kekeringan di sana. Itu tidak pernah terjadi padahal selama ini lho,” katanya.

Berdasarkan data yang dimiliki Bappenas, saat ini ada kurang dari 35 persen air yang tertampung di dalam tanah Pulau Jawa. Padahal, idealnya persentase air yang tertampung di tanah mencapai 65 persen dari jumlah total air yang turun saat hujan.

Selain menyebabkan banjir dan kekeringan, ketiadaan stok air tanah juga memicu mahalnya harga air minum yang harus dibayar masyarakat. Menurut Basah, harga air selalu naik karena dibutuhkan teknologi yang mahal untuk mengolah air kotor di sungai agar dapat layak pakai.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER