Kriminolog soal Pemerkosaan: Evaluasi Fasilitas Umum

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Selasa, 24 Nov 2015 13:52 WIB
Kejahatan yang terjadi di ruang publik menurut kriminolog Erlangga Masdiana masuk ke dalam jenis kejahatan jalanan.
Ilustrasi korban kekerasan. (Thinkstock/Artem_Furman CNNIndonesia GettyImages)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pakar Kriminologi Universitas Indonesia (UI) Ade Erlangga Masdiana menyatakan perlu adanya evaluasi terhadap pengamanan fasilitas umum di ruang publik yang ada di DKI Jakarta. Hal tersebut menyusul terjadinya tindak pidana perkosaan serta perampokan yang menimpa seorang pegawai negeri sipil di sebuah jembatan penyebrangan orang, Sabtu lalu.

Ade mengatakan saat ini telah terjadi pergeseran kejahatan yang dilakukan oleh pelaku kriminal. Dahulu, kata Ade, pelaku kriminal kerap melakukan aksi di tempat-tempat yang terbilang sepi bukan di tempat keramaian.

"Persoalannya sekarang bergeser, dari daerah sunyi ke daerah yang cukup ramai. Pengamanan daerah sunyi ke daerah padat harus betul-betul mendapat perhatian. Karena kejahatan melihat pada peluang," ujar Ade kepada CNN Indonesia, Selasa (24/11).
Ade menuturkan, selain peluang, kejahatan kerap terjadi karena disebabkan kondisi lingkungan yang tidak mendapat pengawasan dengan baik dan kondisi fisik dari fasilitas umum yang terbilang tidak layak. Oleh kerena itu ia meminta pemerintah melakukan perbaikan terhadap fasilitas publik seperti memasang perangkat pendeteksi, peringatan, dan pengawas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ade menilai, kondisi calon korban juga menjadi faktor lain terjadinya kejahatan di ruang publik, khususnya perempuan. Perempuan saat ini menjadi sosok yang paling sering mejadi sasaran kejahatan. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah dan instansi terkait untuk meningkatkan pengawasan dan pengamanan terhadap fasilitas umum agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

"Biasanya calon korban di tempat-tempat publik adalah perempuan, Terutama yang khasusnya seksual. Makanya perlindingan dan pengaman terhadap perempuan harus juga betul-betul diperhatikan oleh pemerintah. Karena jika mengandalkan aparat kepolisain sangat sulit dan sangat terbatas," ujar Ade.
Kejahatan yang terjadi di ruang publik menurut Ade masuk ke dalam jenis kejahatan jalanan. Ade mengungkapkan, timbulnya dua kejahatan dalam satu kejadian didasari oleh calon korbannya.

"Kalau kejahatan perampokan biasanya seringkali disertai kejahatan lain. Pelaku sering melihat korbanya. Jika perempuan, sering kali dilakukan kejahatan seksual juga," ujar Ade.

Ade mengaku, penanganan kejahatan jalanan tidak bisa dilakukan oleh Kepolisian saja. Oleh karena itu, ia meminta seluruh masyarakat dan pemerintah peduli untuk menjaga keamanan di ruang publik.

"Partisipasi masyarakat harus ditingkatkan. Karena kemampuan deteksi aparat kepolisian sering kali sangat terbatas," ujarnya.
Sebelumnya, seorang perempuan yang berprofesi sebagai PNS berusia 23 tahun menjadi korban pemerkosaan dan perampokan di sebuah JPO yang terletak tidak jauh dari Ruko Pondok Indah, Lebak Bulus, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Sabtu lalu.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal mengatakan kejadian terjadi sekitar pukul 16.30 Waktu Indonesia Barat (WIB) usai korban mengikuti sebuah kegiatan dari salah satu kementerian.

Korban yang tidak berdaya memenuhi permintaan pelaku untuk menyerahkan telepon genggam jenis Iphone 5 dan uang sebanyak Rp200 ribu.

"Setelah mendapatkan telepon genggam dan uang, pelaku juga memperkosa korban. Pelaku diduga berjumlah satu orang," ujar Iqbal. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER