KPK Periksa Pihak Terkait Petral Secara Tertutup

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Kamis, 26 Nov 2015 13:14 WIB
Penyelidikan Petral oleh KPK sudai dimulai sejak kemarin (25/11), tim sudah dibentuk, akan berjalan secara tertutup dan maraton.
Gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang masih dalam pengerjaan berdiri megah di Jalan HR Rasuna Said Kav C1, Kuningan, Jakarta, Senin (16/11). Pengerjaan gedung 16 lantai yang akan digunakan untuk kantor lembaga anti rasuah itu telah memasuki tahap akhir. (Antara Foto/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai menyelidiki dugaan korupsi Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Tim komisi antirasuah tengah menggali sejumlah keterangan pihak terkait dan mencari barang bukti lainnya.

"Penyelidikan sudah mulai sejak kemarin," kata Pelaksana Harian Kabiro Humas KPK Yuyuk Andriati ketika dihubungi CNN Indonesia, Kamis (26/11).

Pengumpulan bahan keterangan dilakukan secara tertutup oleh tim. Tim yang menggali data telah dibentuk sejak satu pekan lalu.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Zulkarnain juga mengatakan timnya tengah menelaah laporan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan auditor Australia, Kordamentha, untuk mencari terduga dalang penyebab kerugian negara dari kacaunya tata kelola impor migas. Penyidik juga mengusut siapa si pengeruk keuntungan dari kasus tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengumpulan bahan keterangan dan penggalian alat bukti dilakukan setekah tim dan pimpinan menggelar ekspose atau gelar perkara. Dalam penyelidikan, komisi antirasuah mencari dua alat bukti permulaan yang cukup untuk menentukan seseorang sebagai tersangka untuk kemudian masuk dalam tahap penyidikan.

Seperti diketahui, pada Selasa (3/11), Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengaku telah mengantongi hasil audit investigasi Petral. Audit kepada Petral menyoroti karut marutnya tata kelola impor minyak dan gas di Indonesia.
Dwi Soetjipto memaparkan terdapat tiga temuan utama dari audit yang dilakukan terhadap Pertal. Hasil audit menemukan adanya kebijakan manajemen Pertamina Energy Service (PES) yang membatasi ruang gerak perusahaan minyak nasional (NOC) untuk menjadi peserta di dalam pelaksanaan tender pengadaan minyak mentah dan BBM impor.

Pada 2009, Petral mulai diberi kewenangan untuk melakukan tender pengadaan BBM dan minyak mentah di mana Global Energy dan Gold Manor ikut terlibat dalam mengatur tender tersebut. Dugaan mencuat ada pihak tertentu yang turut ambil bagian dan mengutip rente.

Anggota Komisi VII DPR Inas Nasrullah menjabarkan rantai impor pun menjadi makin panjang: Produsen-Calo1-Calo2-NOC-Petral-Pertamina. "Calo1 dan Calo2 adalah perusahaan milik Mr. MR yakni bergantian: Gold Manor, Global Resources, Global Energy dan Veritra Oil yang seluruhnya berbasis di Singapura," katanya.
(pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER