Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan penelitian terhadap penyebab kematian ikan-ikan di perairan Pantai Ancol, Jakarta Pusat, pada Senin (30/11). Berdasarkan hasil penelitian LIPI, penyebab ikan-ikan tersebut mati adalah karena kehabisan oksigen untuk bernapas.
Pada saat yang sama, LIPI menemukan ledakan populasi dari fitoplankton di lokasi yang sama dengan ditemukannya ikan-ikan mati tersebut.
"Kadar oksigen yang terlarut di air tersebut sangat rendah, yaitu hanya 1,094 mg/liter padahal pada keadaan normal kadar oksigennya adalah 4-5 mg/liter," ujar Peneliti Oseanografi LIPI Indra Bayu Vimono, seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima CNN Indonesia.
Indra menambahkan kepadatan fitoplankton yang mencapai satu hingga dua juta sel per liter membuat oksigen dengan cepat tersedot. Indra pun mengaku sempat mewawancara sejumlah pekerja di pantai Ancol untuk mengetahui kondisi air laut saat kejadian terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil wawancara tersebut adalah para pekerja melihat adanya perubahan warna air menjadi lebih gelap dan banyak bintik hitam. Kondisi tersebut terlihat sejak Sabtu pekan lalu dan pada Senin menyebabkan kematian massal.
Andri menjelaskan membludaknya jumlah fitoplankton disebabkan oleh meningkatnya kadar fostat dan nitrat di kolom air. Namun pada lokasi matinya ikan kadar zat kimia tersebut sangat rendah.
Fenomena itu mengindikasikan adanya penyerapan dan pemanfaatan fostat dan nitrat oleh fitoplankton sebelum jumlahnya bertambah secara drastis.
"Data fostat dan nitrat di tepi pantai cenderung tinggi kemungkinan diakibatkan oleh pembusukan bangkai ikan," ujarnya. "Kondisi perairan yang stagnan memungkinkan pertumbuhan algae menjadi cepat dan penurunan oksigen terjadi secara cepat."
Sebelumnya, Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta mengatakan ada kemungkinan pencemaran limbah industri atas kematian ribuan ikan di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
"Kami mau cek dulu dari kualitas air sungai. Bukan tidak mungkin limbah industri karena lokasi itu merupakan muara dari 13 sungai," kata Kepala BPLHD Jakarta, Junaedi, saat dihubungi CNN Indonesia, Selasa (1/12).
Junaedi menjelaskan sebenarnya kejadian matinya ikan di kawasan Ancol bukanlah fenomena baru. Pada tahun lalu, katanya, kejadian serupa sempat terjadi. Dia menjelaskan penyebabnya adalah adanya pergantian musim.
"Musim hujan yang baru datang menyebabkan seluruh sampah dan endapan serta kotoran di darat bergerak ke muara," ujarnya.
Alhasil, kata Junaedi, arus yang deras dan tinggi menyebabkan turbulensi sungai. Sungaipun menjadi dangkal dan banyak kotoran. Ikan, ujarnya, menjadi kekurangan oksigen.
"Inilah yang menyebabkan ikan-ikan mati. Namun, untuk kasus ini, kami akan periksa apakah benar limbah industri atau cuaca yang menjadi penyebab kematian ribuan ikan tersebut," ujar Junaedi.
(utd)