Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah, Irman Gusman, terkejut dengan rekaman percakapan yang diperdengarkan dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan semalam.
Rekaman percakapan itu memuat antara Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoedin, Ketua DPR, Setya Novanto dan pengusaha, M. Riza Chalid.
"Diluar dugaan ya, saya baru baca. MKD bekerja dengan sebaik-baiknya karena dalam rangka menjaga kewibawaan DPR yang sekarang posisinya sangat terpuruk," kata Irman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/12).
Irman berpesan, agar persidangan yang sudah dilakukan terbuka oleh MKD dilaksanakan sebaik mungkin untuk menyelamatkan marwah dan wibawa lembaga parlemen. Dia meminta agar peristiwa ini menjadi pelajaran bersama agar praktek serupa tidak terjadi kembali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Praktek good governance harus berjalan. Cara-cara yang tidak terpuji, untuk tidak terjadi lagi," ujar Irman.
Irman melihat wajar atas penilaian persidangan perkara Setya Novanto yang bernuansa politis. Sebab menurutnya, DPR adalah lembaga politik yang sarat akan kepentingan. Namun, yang terpenting baginya adalah tidak terjadi intervensi dalam penangan proses perkara.
Meski demikian, Irman lebih menyerahkan proses penanganan perkara sepenuhnya ketimbang memberikan penilaian terhadap apa yang telah dilakukan Setya Novanto.
Irman yakin apapun putusan dari MKD, Setya Novanto sudah memikirkan terhadap langkah ke depannya, apakah memilih mundur atau tetap bertahan sebagai Ketua DPR. Ia hanya mengingatkan, permasalahan ini menitikberarkan pada moral seseorang dalam menjaga institusi dan lembaga.
"Mungkin pekan ini ada keputusan Pak Novanto dan lembaga," sebut Irman.
Siang ini, pukul 13.00, MKD akan melanjutkan persidangan kasus dugaan pelanggaran kode etik oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto, dengan memanggil Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dan pengusaha M. Reza Chalid sebagai saksi
(bag)