Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah resmi melantik Teguh Hendarwan sebagai Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta. Belum genap sehari menjabat sebagai kadis, Teguh sudah diberikan sejumlah pekerjaan rumah yang perlu segera dibenahi.
Ahok, sapaan Basuki, menjelaskan pekerjaan rumah pertama adalah soal perawatan pompa serta swakelola alat berat. Alat berat beserta uang untuk mengelola semua kegiatan tersebut sudah ada.
Alat-alat tersebut nantinya digunakan untuk membangun berbagai tembok penahan air atau biasa disebut
sheetpile yang tujuannya adalah mencegah banjir melanda permukiman warga. Namun masalah belum berhenti di situ karena pengadaan bahan dasar serta pekerja masih harus dihadapi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok turun tangan dengan berjanji untuk memberikan bantuan secara cuma-cuma agar pengerjaan
sheetpile bisa segera selesai.
"Saya sampai mengatakan jika butuh pasir maka kami akan mengambil dari dasar sungai karena pasir kiriman dari muara kualitasnya bagus," kata Ahok saat ditemui pasca pelantikan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (3/12).
Tak hanya menyediakan pasir secara cuma-cuma, Ahok juga mengatakan ada pengusaha yang bersedia membayar biaya bahan bakar alat berat dengan syarat operatornya rela untuk meminjamkan eskavator.
Menurut Ahok, hal tersebut harus segera dilakukan agar pengerjaan
sheetpile sepanjang 90 kilometer bisa segera terealisasi. Hal ini karena di bagian Jakarta Utara saat tak ada hujan pun banjir bisa terjadi.
Alasannya adalah ketinggian air yang naik saat pasang membuat air dengan leluasa masuk ke permukiman warga. "Jadi harus ditutup tembok, harus berapa uang yang dikeluarkan? Rp 15 triliun," katanya.
Ahok lantas menyerang Dinas Pekerjaa Umum yang menurutnya selama puluhan tahun tidak pernah membangun tembok untuk menghalangi terjadinya banjir rob. Sang gubernur menduga PU tidak pernah membangun agar proyek terus bisa mereka lakukan dan permainan juga bisa dijalankan.
"Jadi mereka maunya apa? Mau jalannya hancur terus agar uang terus keluar? Mereka tak pernah menutup rob laut," ujarnya.
Mantan Bupati Belitung Timur tersebut mencontohkan, dengan tembok yang dibangun di kawasan Pantai Mutiara yang dianggap sebagai contoh sukses. Di lokasi tersebut, kata Ahok, air tak pernah masuk karena tertaha tembok.
Seandainya ketinggian air sudah mencapai level yang membahayakan maka yang perlu dilakukan adalah gunakan pompa untuk membuang air-air tersebut kembali ke laut.
(rdk)