Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) masih mencari informasi terkait penangkapan warga Indonesia yang diduga membantu kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Malaysia. Polri akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar terkait hal tersebut.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Agus Rianto kepada CNN Indonesia, Sabtu (5/12), mengimbau masyarakat untuk melaporkan informasi apapun kepada Kepolisian terdekat jika mengetahui informasi soal keterlibatan orang di sekitarnya dengan ISIS.
Agus juga mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Interpol dan Kedutaan Besar terkait setiap dugaan pelanggaran hukum apapun di luar negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika diduga terkait dengan terorisme tentunya kami berkoordinasi juga dengan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme)," katanya.
Sementara itu, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti ketika dihubungi CNN Indonesia mengatakan dia belum mendapatkan informasi soal kejadian ini.
Kabar penangkapan ini pertama kali didapatkan dari pernyataan tertulis Kepolisian Diraja Malaysia. Polisi mengatakan warga Indonesia ini telah berbaiat kepada pemimpin ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi melalui Facebook pada 2014.
“Dia, bersama dengan warga Malaysia, dicurigai menjadi fasilitator dalam mengatur keberangkatan warga dari Malaysia dan beberapa negara Asia Tenggara untuk bergabung dengan ISIS di Suriah,” kata Kepala Kepolisian Malaysia Khalid Abu bakar dalam pernyataan tersebut.
Khalid mengatakan belakangan telah menangkap lima orang yang dicurigai memiliki hubungan dengan kelompok militan seperti ISIS dan al Kaidah. menurutnya, empat dari lima orang yang ditangkap pada 17 November dan 1 Desember adalah warga asing.
Dia mengatakan salah satu diantara tersangka adalah warga Eropa yang bekerja sebagai guru sementara di negara bagian Penang. Dia disebut memiliki hubungan dengan al Kaidah dan diduga pernah ikut dalam kegiatan militan di Afghanistan dan Bosni
(utd)