Setya Novanto, Kontroversi Si Penjual Beras dan Madu

Hafizd Mukti | CNN Indonesia
Selasa, 08 Des 2015 08:22 WIB
Mengawali karier berjualan beras dan madu di Pasar Keputran, ia sempat menjadi salesman dealer mobil, model serabutan. Kini ia memimpin parlemen.
Ketua DPR Setya Novanto, saat meninggalkan gedung DPR, Jakarta, Selasa, 17 November 2015. Setya Novanto sebelumnya dilaporkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said telah mencatut nama Presiden Joko Widodo dan meminta jatah saham kepada Freeport. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nyaris sebulan, media massa menjadikan Ketua DPR RI Setya Novanto berada di halaman muka. Pemberitaannya cenderung negatif, pascakasus "papa minta saham" Freeport Indonesia mencuat ke permukaan.

Rasanya Setya menjadi bintang pemberitaan paling populer dalam kancah politik terkini republik ini. Sebelum kasus yang menimpa pria kelahiran Bandung tahun 1954 mencuat, Setya sering disebut-sebut ikut terlibat dalam dugaan beberapa kasus korupsi seperti dugaan korupsi PON IX Riau, cessie Bank Bali, dugaan keterlibatan di kasus pengadaan e-KTP dan dugaan penyelundupan 60 ribu ton beras Vietnam.
Namun, seluruhnya tidak pernah terbuki dan Setya dengan ringan kaki kembali melangkahkan karier politiknya ke jenjang yang lebih tinggi. Saat menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar periode 2009-2014, Setya adalah anggota Komisi III DPR RI, namun tingkat kehadirannya cenderung merah, karena nyaris jarang terlihat mengikuti agenda komisi hukum.

Tidak banyak yang memberitakan bagaimana akhirnya Setya berhasil menduduki jabatan politik tertinggi di parlemen. Ia lahir di Bandung, besar di Jakarta dan Surabaya lalu menang sebagai anggota DPR RI lewat daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur, untuk dua periode sebagai seorang dewan, 2009-2014 dan 2014-2019.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pandangan sebagai sosok "berkasus" dan licin terhadap Setnov dianggap lumrah, setelah ia lolos dari ragam kasus. Kasus korupsi khususnya.
Namun di balik semua kontroversinya, Setya Novanto bisa jadi menginspirasi, setidaknya hingga dia sampai di level saat ini, di level saat dia memiliki harta sebanyak hampir Rp74 miliar berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara tahun 2009.

Dengan latar belakang pengusaha, Setya boleh jadi adalah seorang yang memulai semuanya dari tataran paling rendah. Ia pernah berdagang beras dan madu, dalam artian pedagang sebenarnya, eceran, bukan partai besar.

Tamat dari SMA 9 Jakarta, Setya melanjutkan kuliah di Universitas Widya Mandala jurusan Akuntansi. Selain berjualan beras dan madu di Pasar Keputran Surabaya, ia pernah menjadi seorang salesman toko mobil, membuka jasa fotocopy, kerja serabutan hingga pernah didaulat menjadi pria paling tampan di Surabaya tahun 1975, dalam sebuah ajang pemilihan model. Bukan ajang pemilihan top model, tapi model biasa-biasa saja untuk membiayai kuliahnya.
Setya pun kembali ke Jakarta pada 1979, ia menumpang di rumah keluarga politikus Partai Demokrat, Hayono Isman, yang merupakan kawan karibnya semasa SMA.

Salah satu politisi Partai Golkar sempat bercerita, jika karier politiknya di Partai Golkar, dimulai dari 'kader' remeh. Politisi yang sempat menjadi anggota DPR RI 2009-2014 ini mengatakan, pekerjaannya diawali sebagai tukang jinjing tas dan map Ketua Umum Partai Golkar sebelum dipimpin oleh Akbar Tanjung.

"Dulu dia tukang bawa-bawa map dan bukain pintu saja. Sekarang dia yang pegang satu DPR," kata poltisi yang enggan disebutkan namanya, anggota DPR 2009-2014. Saat ia bercerita Setya tengah menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar saat itu.

Karier politiknya sebanding dengan materi yang ia peroleh. CNNIndonesia.com sempat menyambangi Setya beberapa kali di kediamannya saat ia menjabat Bendaraha Partai Golkar. Rumahnya berada di kawasan mewah Panglima Polim, Jakarta Selatan.
Tampak luar, rumah Setya lebih tampak seperti geleri seni. Dengan patung di pintu masuk, benda seni lebih banyak lagi di bagian dalam rumahnya. Dengan satu pos penjagaan, di halaman depan rumahnya, penjagaan dirasa cukup ketat dan berlapis.

Rumahnya tergolong besar dan megah. Mencoba mengingatnya, rumah Setya terdiri dari dua lantai ke atas dan satu lantai bawah tanah, dan satu lantai menerima tamu. Namun, uniknya, rumah seluas lebih dari 1000 meter persegi itu, dilengkap oleh lift.

Tak hanya itu, rumah Setya yang ditaksir bernilai Rp40 juta per meter seringkali dijadikan tempat pengambilan gambar untuk produksi sinetron.

"Gue kalau di rumah ya santai-santai begini saja. Ga tuh, gue enggak mikirin kasus-kasus itu, biarkan sajalah, cuma disebut-sebut saja," kata Setya saat ditanya mengenai kasus dugaan korupsi PON IX Riau, yang mencuat 2013 silam.
Dari beberapa kali pertemuan empat mata dengan Setya Novanto, satu hal yang sangat berkesan, secara pribadi ia terasa sangat bisa menahan gejolak emosionalnya bahkan cenderung santai, meski banyak kasus yang merundungnya, tidak ada nada tinggi atau rendah yang keluar dari mulutnya saat berbicara, cenderung tenang dan datar, padahal saat itu, beberapa dugaan korupsi serius dituduhkan kepadanya.

Namun, itu pertemuan nyaris dua tahun lalu dengan Setya Novanto. Kini kasus baru bergulir di Mahkamah Kehormatan Dewan dengan tuduhan pelanggaran etika serius oleh Setya Novanto, bahkan bukan tidak mungkin mengarah tindakan pidana.

Pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, hingga muncul dugaan pelanggaran pasal pemufakatan jahat mulai diselidikai Kejaksaan Agung, mengusut Setya, pengusaha Riza Chalid dan Direktur Utama PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, terkait divestasi saham Freeport Indonesia. Dan itu bukan lagi kasus etis tak etis. Masihkah Setya setenang dulu? (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER