Tangerang Selatan, CNN Indonesia -- Gubernur Banten Rano Karno mengakui sejumlah jajak pendapat menyebut Banten sebagai daerah paling rawan terjadi politik uang. Apalagi dalam pilkada serentak tahun ini, empat daerah di Banten warganya memilih pemimpin baru.
"Banten secara money politics tinggi berdasarkan survei. Kami beri edukasi bukan waktunya bermain lagi," kata Rano di TPS 35, Tangerang Selatan, Rabu (9/12).
Di Provinsi Banten, sebanyak empat kabupaten kota menyelenggarakan Pilkada 2015, yakni Tangerang Selatan, Cilegon, Serang dan Pandeglang.
Tingkat kerawanan politik uang yang demikian tinggi membuat Pemerintah Provinsi Banten telah memberikan pendidikan bahanya politik uang itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rano, salah memilih pemimpin saat ini, maka harus menunggu lima tahun lagi untuk dapat pemimpin yang baik. Selain itu, selama lima tahun mendatang, pembangunan akan sulit berjalan jika pemimpin yang terpilih karena faktor uang.
"Saya harap masyarakat Banten memilih dengan baik. Kalau salah, maka akan menunggu lima tahun dan pembangunan tidak berlanjut," katanya.
Namun meski disebut rawan politik uang, sampai saat ini Rano mengakui belum ada laporan soal pelanggaran ini.
Dalam kesempatan berbeda, calon kepala daerah petahana Airin Rachmi Diany berharap dapat dipilih dan dipercayakan kembali memimpin Tangerang Selatan. Calo Wali Kota kembali berpasangan dengan Benyamin Davnie yang saat ini juga menjadi Wakil Wali Kota Tangsel.
Airin berjanji akan membangun Tangsel dengan pembangunan yang berbasis elektronik dan transparan. Sehingga Tangsel dapat menjadi kota yang tertata dengan baik. Selain itu, Tangsel merupakan salah satu kota yang bekerja sama dengan KPK baik untuk pencegahan dan penindakan gratifikasi.
Istri dari Wawan Tubagus Chaeri Wardana meyakini masyarakat Tangsel sudah cerdas dan masih mempercayainya untuk membenahi kota. Wawan merupakan terpidana tujuh tahun penjara dalam kasus suap sengketa Pilkada Lebak dan Banten yang berperkara di Mahkamah Konstitusi (MK) dan dieksekusi di Lapas Sukamiskin pada Maret 2015.
"Masyarakat Tangsel sudah cerdas dan bisa menilai. Dari awal sudah jelas, kami mengikuti dan menghormati proses hukum," kata Airin.
(sur)