Desak Nasionalisasi, Freeport Diminta Angkat Kaki

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Kamis, 10 Des 2015 20:57 WIB
Aksi oleh Front Nasionalisasi Freeport (FNF) kali ini ditujukan untuk mematahkan anggapan kasus Freeport yang kerap dinilai hanya persoalan elit politik.
Aksi oleh Front Nasionalisasi Freeport (FNF) kali ini ditujukan untuk mematahkan anggapan kasus Freeport yang kerap dinilai hanya persoalan elit politik. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perlawanan terhadap keberlangsungan Freeport di Indonesia kian menguat. Sejumlah elemen gerakan pemuda menggelar aksi unjuk rasa menuntut nasionalisasi aset negara yang dikuasai Freeport.

Aksi yang dimotori Front Nasionalisasi Freeport (FNF) itu digelar di depan kantor pusat PT Freeport Indonesia di kawasan Kuningan, Jakarta. Massa sempat terlihat melempar koin ke arah kantor PTFI.

Koordinator Pusat FNF Ide Bagus Arief mengatakan, Freeport telah menjadi mitologi bahwa melawan perusahaan tersebut seperti menabrak kemustahilan. Perusahaan asal Amerika Serikat itu pun dianggap sumber berbagai konflik dan kekerasan yang terjadi di Papua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak beroperasi tahun 1967 Freeport tidak memberikan manfaat sedikit pun bagi Indonesia. Timika, dimana Freeport merampas kekayaan alam kita, di sana jadi kabupaten termiskin di Papua," kata Ide saat menyampaikan orasinya, Kamis (10/12).

Aksi kali ini disebutnya sebagai konter isu bahwa kasus Freeport seolah hanya menjadi persoalan elit politik. Saat ini rakyat diposisikan sebagai penonton yang seakan tidak memiliki hak politik dalam menentukan kedaulatannya sendiri.

Konstitusi UUD 1945, menurutnya sudah secara tegas mengamanatkan kedaulatan negara, bahwa kekayaan alam Indonesia harus dikuasai negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

"Orang-orang tua sibuk mengamankan kepentingannya. Mereka oportunis. Mereka lupa jika subtansi tuntutan rakyat Indonesia adalah nasionalisasi Freeport sebagai aset negara, sebagai kekayaan alam milik Papua," katanya.

Selama ini FNF terus berkoordinasi dengan sejumlah gerakan pemuda di Papua. Sejak insiden kerusuhan saat aksi demonstrasi di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta pada 1 Desember lalu, kata Ide, gerakan pemuda di Papua terus melakukan aksi mengusir Freeport.

"Pemuda-pemuda di Papua setiap hari melakukan demonstrasi menuntut Freeport ditutup. Tapi tak pernah diberitakan apalagi didengar. Karena itulah FNF Mematok nasionalisasi Freeport tanpa syarat sebagai tuntutan utama," ujarnya.

Dia menampik anggapan bahwa kaum muda selama ini hanya diam melihat persoalan Freeport. Justru menurutnya, peran pemuda cukup sentral. Selain menjaga moralitas politik, pemuda juga bertanggung jawab merawat tradisi kritis demi keutuhan dan kemakmuran bangsa.

"Saya dan seluruh pemuda Indonesia termasuk para pemuda Papua, mendesak agar PT Freeport di tutup. Kami tidak akan membiarkan mereka terus beroperasi. Pemerintah dan elite politik tidak cukup pandai melawan Freeport. Mereka lengah & asik saling bertikai sendiri," katanya.

FNF mendesak Pemerintahan Jokowi dituntut berani menghentikan kontrak karya PT Freeport dan mengambil alih aset negara.

"Untuk melawan kepala batu, bagi kami, keras kepala atau koppig itu perlu. Seruan nasionalisasi Freeport jadi momentum mengemansipasi mental bangsa" kata Ide.

Dia memaknai kelompok kepala batu sebagai pihak yang mengabaikan aturan hukum dan melanggar konstitusi negara. Sementara jabatan digunakan hanya untuk memperkaya diri sendiri.

Aksi kali ini juga digelar di beberapa kota dengan tuntutan yang sama. FNF berkomitemen akan melakukan aksi hingga Freeport angkat kaki dari Indonesia.

Seperti diketahui, hingga kini saham Indonesia di Freeport hanya sebesar 9,36%. Padahal PP 77/2014 mengatur bahwa Freeport wajib mendivestasikan sahamnya sebesar 30% karena melakukan kegiatan tambang bawah tanah. Pada 14 Januari 2016 mendatang merupakan batas akhir PT Freeport Indonesia menyampaikan penawaran divestasi (melepas) saham.

(meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER