BIN Jalin Komunikasi dengan Din Minimi melalui Pemantau Asing

Abraham Utama | CNN Indonesia
Selasa, 29 Des 2015 20:18 WIB
Untuk mengetahui nomor telepon Din, Sutiyoso menggunakan pihak lain yang mempunyai akses kepadanya, termasuk Juha Cristensen.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso (kanan) didampingi Kapolri, Badrodin Haiti (kiri) seusai sebuah pertemuan tertutup di rumah dinas Kepala BIN, Jakarta, Kamis, 23 Juli 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Intelijen Negara, Sutiyoso, memaparkan rangkaian peristiwa di balik operasi yang dilakukan lembaganya terhadap kelompok separatis yang dipimpin bekas anggota Gerakan Aceh Merdeka, Nurdin Ismail alias Din Minimi.

Sutiyoso berkata, komunikasi intensif yang ia jalin dengan Din selama satu bulan terakhir dapat terlaksana karena bantuan pemantau asing.

"Untuk mengetahui nomor telepon Din, saya menggunakan pihak lain yang mempunyai akses kepadanya, termasuk saudara Juha," ujar Sutiyoso di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (29/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juha yang dimaksud Sutiyoso memiliki nama lengkap Juha Cristensen. Ia merupakan pemantau asing dari lembaga asal Finlandia, Pacta Sunt Servanda.

Sutiyoso mengatakan, operasi intelijen memang tidak dapat dilaksanakan begitu saja tanpa melalui pelbagai tahap persiapan. Setelah komunikasi via telepon dengan Din berlangsung sebulan, Sutiyoso menjajaki pertemuan tatap mata.

Senin (28/12) sore kemarin, Sutiyoso terbang dari Jakarta menuju Lhoksuemawe. Dari sana, ia berangkat ke kawasan hutan yang diperjanjikan.

"Saya butuh waktu tiga sampai empat jam untuk sampai karena jalannya sulit. Saya melewati kebun, sawah, dan perkampungan kecil," katanya.

Sepanjang perjalanan, Sutiyoso merasakan intaian yang dilakukan anggota kelompok Din. "Saya bolak-balik dicegat, saya ikuti karena itu prosedur mereka," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Sebelum pertemuan berlangsung, Sutiyoso diminta hanya mengajak dua orang. Ia pun memutuskan untuk membawa satu ajudan dan satu pengawal.

Di tengah perbincangan, Din mengajak Sutiyoso bertandang ke rumahnya di Desa Ladang Baro, Kecamatan Julok, Aceh Timur. Kepada Sutiyoso, Din mengaku tak pernah lagi pulang ke rumah selama empat tahun.

"Seluruh anggotanya ikut. Kami konvoi, sambil makan, minum sampai tengah malam," tutur Sutiyoso.

Usai perbincangan semalam suntuk, Sutiyoso menyepakati lima tuntutan kelompok Din. Selasa pagi tadi, Din memimpin apel di hadapan para anggotanya.

Hasilnya, menurut Sutiyoso, sebanyak 120 anak buah Din menyerah dan memberikan 15 pucuk senjata api secara sukarela. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER