Jakarta, CNN Indonesia -- Kota Surakarta di Jawa Tengah menjadi target operasi Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI sepanjang tahun ini. Enam orang terduga teroris ditangkap di kota tersebut.
Penangkapan itu juga disertai penyitaan barang bukti bahan-bahan dasar pembuat bom dan beberapa bendera Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Nur Ali, mengatakan tiga dari enam terduga teroris yang ditangkap di Surakarta berencana meledakkan kantor Kepolisian, gereja dan klenteng di kota itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketiga terduga teroris itu, Yus Karman (31), Ibadurahman (19) dan Sugiyono (35), tercatat sebagai warga Surakarta. Mereka diciduk Densus di Kampung Losari, Pasar Kliwon, Surakarta, pada 12 Agustus.
Yus, Ibadurahmanm dan Sugiyono berhubungan dengan kelompok teroris yang sebelumnya pernah dibongkar kepolisian. Mereka juga mendapat pasokan dana dari jaringan Suriah.
Sehari setelah melumpuhkan tiga terduga teroris itu, Densus menemukan rangkaian elektronik pembuat bom di toko ponsel milik Udin (19) di kawasan Pasar Kliwon.
Di tempat itu, Densus bersama Tim Laboratorium Forensik Polda Jateng menyita barang bukti sebanyak enam tas. Selain rangkaian elektronik bakal bom, beberapa buku petunjuk merangkai bom dan bendera ISIS disita dari toko tersebut.
Menurut ahli bom Densus 88 Antiteror, Ajun Komisaris Besar Sunandi, bahan dasar bom yang disita lembaganya antara lain asam nitrat, kalsium nitrat, satu karung aluminium, dan alat inisiator.
Akhir pekan pertengahan Desember ini, Densus kembali menangkap terduga teroris bernama Abu Karim di Sukoharjo yang terletak 10 kilometer di selatan Surakarta.
Di Sukoharjo, Densus menyita beberapa buku tentang jihad, panduan membuat bom, intelijen, paku, gotri, parafin, pipa paralon, peta Jabodetabek, dan sejumlah barang lain.
Operasi operasi terakhir Densus di Sukoharjo, 29 Desember, berakhir dengan penangkapan empat terduga teroris, yakni NA, G, HZ dan AND. Belakangan, Kepolisian melepaskan NA dan G karena kurang alat bukti.
Penangkapan yang dilakukan Densus di Sukoharjo itu mengamini paparan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan kepada CNN Indonesia pada awal Desember.
“Memang ada ancaman ISIS di dekat Jakarta. Ada juga yang aktif di dekat Solo. Tapi tak perlu khawatir, semua kami monitor. Di Solo bahkan sudah 80 persen kami bisa tahu pergerakannya dan kaitannya ke Jakarta," ujar Luhut.
(antara/agk)