Jelang Pergantian Tahun, Mabes Polri Dijaga Ketat

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Kamis, 31 Des 2015 20:05 WIB
Kadiv Humas Poldri Anton Charliyan mengatakan Mabes Polri dan kantor-kantor polisi di mana pun bisa menjadi sasaran aksi terorisme.
Ilustrasi Terorisme. (Fajrian CNNIndonesia Free Watermark)
Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Kepolisian RI dijaga ketat sejak pagi tadi. Pemeriksaan dilakukan terhadap kendaraan yang masuk hingga para pejalan kaki. Mereka yang tidak memiliki akses diperiksa dengan teliti di tiap pintu gerbang. Begitu pula dengan wartawan yang sedang bertugas diharuskan menunjukkan identitasnya.

Pada sore hari, tampak beberapa petugas berkeliling area kompleks Mabes Polri. Sambil membawa anjing pelacak yang kerap mengendus-endus, mereka menyusuri sudut-sudut gedung.

"Kami tingkatkan kewaspadaan, adakan screening kepada tamu yang masuk, tidak semua mobil bisa masuk kecuali yang punya akses," kata Kadiv Humas Poldri Anton Charliyan kepada CNN Indonesia, Kamis (31/12).
Menjelang malam pergantian tahun, polisi memperketat keamanan di rumahnya sendiri. Anton mengatakan, Mabes Polri dan kantor-kantor polisi di mana pun bisa menjadi sasaran aksi terorisme. Sebanyak 150 ribu personel dikerahkan untuk mengamankan malam tahun baru di seluruh Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini dilakukan di seluruh kantor polisi karena kantor polisi juga merupakan salah satu sasaran ancaman," kata Anton.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, sasaran aksi terorisme bisa terjadi di manapun, termasuk markas polisi. Oleh karena itu, tambahnya, pengamanan di markas perlu diperkuat.

"Halangan pertama perjuangan mereka adalah Polri. Siapa pun yang dianggap menghalangi aksinya berhadapan dengan mereka (teroris)," kata Badrodin.
Penyerangan kelompok bersenjata terhadap Polsek Sinak, Papua, beberapa hari lalu menjadi pelajaran bagi Polri. Badrodin menganggap ada kelalaian dari petugas kepolisian sehingga kantor polisi bisa diserang. Tiga personel polisi tewas dalam aksi penyerangan tersebut.

Menjelang Natal lalu, Polri dan BIN menyatakan bahwa negara dalam kondisi Siaga I. Pengumuman itu disampaikan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan. Siaga I ditetapkan setelah kedua lembaga melihat menguatnya ancaman terorisme akhir tahun ini.

Badrodin sempat memperoleh informasi terkait rencana aksi terorisme di Jakarta dan Jawa Tengah yang dilancarkan Desember ini. Informasi itu diperkuat oleh Kepolisian Federal Australia dan intelijen Singapura. Mereka menyimpulkan hal yang sama: Indonesia jadi target teroris. (bag)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER