Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali memaparkan sejumlah capaian suksesnya selama menjabat selaku menteri di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Capaian sukses yang diklaim Suryadharma itu terutama berkaitan dengan pembenahan penyelenggaraan ibadah haji di kementerian yang sempat dipimpinnya.
Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu menyampaikan sumbangsih kinerjanya selama menjabat sebagai menteri dalam pledoi yang dia bacakan dalam lanjutan persidangan kasus dugaan korupsi penyelanggaraan ibadah haji di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (4/1).
Selain disampaikan sebagai bentuk pembelaan, Suryadharma juga menyampaikan rentetan capaian kinerjanya sebagai bentuk pertanggungjawaban dirinya terhadap keluarga, kolega, jajaran ulama dan pondok pesantren, serta presiden yang pernah memimpinnya selama menjadi menteri.
Pertanggungjawaban itu disampaikan kepada presiden SBY yang dianggap telah memberikan kepercayaan kepada Suryadharma selaku Menteri Koperasi dan UKM periode 2004-2009 dan Menteri Agama 2009-2014.
"Percayalah di era presiden SBY ini, pelaksanaan haji dan umroh telah mengalami banyak kemajuan yang membanggakan. Saya tidak pernah berniat sedikitpun untuk berkhianat kepada negara dengan melakukan hal yang tidak terpuji selaku menteri agama," kata Suryadharma saat membacakan pembelaannya di ruang sidang pengadilan Tipikor, Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama menjabat sebagai Menteri Agama, Suryadharma mengaku telah memanfaatkan hasil lebih dari sukuk dan deposito keuangan haji di bank untuk keperluan biaya penyelenggaraan ibadah haji. Sejumlah komponen biaya haji yang mestinya dibayar oleh jamaah haji alhasil terbayarkan oleh manfaat tersebut.
Total manfaat itu digunakan sepenuhnya untuk biaya opersional penyelenggaraan ibadah haji, antara lain seperti pembuatan paspor, biaya makan di pemondokan, biaya manasik haji, transportasi lokal, dan kebutuhan penunjang lainnya di lapangan.
"Dengan demikian, komponen pembiayaan haji itu tinggal untuk tiket pesawat dan perumahan d Mekah," kata Suryadharma.
Selain pembenahan di ranah penyelenggaraan ibadah haji, Suryadharma juga mengaku telah menganggarkan dana tanggung jawab sosial untuk kepentingan kemenag yang tidak dibiayai APBN. Komponen itu meliputi pemberdayaan masyarakat, pembiayaan pendidikan, beasiswa, dan pembangunan madrasah yang terkena bencana alam.
Di luar kisah sukses itu, Suryadharma pun mengaku memiliki sejumlah program positif yang belum terealisasikan selama dia menjabat sebagai menteri. Program yang urung terlaksana itu antara lain pembangunan pemondokan untuk jamaah haji Indonesia di Mekah, rencana pembelian pesawat airbus A380 yang bisa menampung 800 jamaah dalam kelas ekonomi, dan pembangunan 150 masjid pertahun dengan menggunakan dana abadi umat.
"Saya sampaikan semua ini tidak lain untuk menunjukkan itikad saya untuk bekerja sebaik-baiknya, bukan melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji seperti korupsi yang pada hari ini diadili," kata dia.
"Yang mulia, apa yang saya lakukan untuk penyelenggaraan ibadah haji Indonesia semata sebagai pengabdian saya kepada bangsa dan negara. Ini merupakan ibadah saya, penghambaan saya pada Allah. Tak terbersit sedikitpun untuk mencari keuntungan dan saya bersyukur diberi tugas yang sangat mulia," kata Suryadharma.
(sur)