Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan kasus kematian Wayan Mirna Salihin ditangani oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya. Meski demikian, Tim Forensik Markas Besar Kepolisian RI terlibat menguji sejumlah alat bukti.
“Kami periksa (alat bukti) di laboratoriun forensik untuk menguatkan kesimpulan apakah yang bersangkutan (Mirna) keracunan atau tidak,” kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta.
Polri menduga kuat kematian Mirna disebabkan oleh minuman yang ia minum. “Walau begitu kami perlu menunggu hasil autopsi,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan kepada CNNIndonesia.com.
Anton menyatakan Kepolisian melakukan pemeriksaan dan penyelidikan maraton untuk dapat segera mengungkap kasus ini. (Simak terus perkembangan kasus ini dalam Fokus:
KOPI MAUT MIRNA)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemarin, tim penyidik Polda Metro Jaya dan
Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polri menggelar prarekonstruksi di Restoran Olivier, Grand Indonesia Shopping Town, tempat Mirna diduga diracun.
Di restoran itu pekan lalu, Mirna bertemu dengan dua sahabatnya, Hani dan Siska. Di antara mereka bertiga, Mirna datang belakangan.
Siska tiba lebih dulu sekitar pukul 16.00 WIB dan langsung memesan minuman untuk dia, Mirna, dan Hani. Mirna dipesankan es kopi vietnam, sedangkan Siska dan Hani
cocktail dan
fashioned fazerac.
Kopi Mirna datang paling akhir, sekitar 40 menit setelah minuman Siska dan Hani.
Namun baru minum satu sedotan, Mirna mengeluh sakit. Ia kejang-kejang dan akhirnya meningggal dunia di rumah sakit.
Uji forensik awal Tim Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri menunjukkan kopi Mirna mengandung zat korosif jenis sianida yang menyebabkan kerusakan pada organ tubuh.
(agk)