Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendesak agar PT Jakpro bisa menyelesaikan revitalisasi terhadap sejumlah venue olah raga yang akan digunakan untuk pagelaran Asian Games 2018 mendatang. Ahok lantas menyindir direksi PT Jakpro yang dianggapnya terlalu banyak alasan.
"Mereka itu tak berani mengambil keputusan, dikejar selalu beralasan," kata Basuki saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (12/1).
Ahok menilai direksi PT Jakpro pintar dalam satu hal, tapi untuk hal lain tak bisa apa-apa. Baginya, perilaku semacam itu sama artinya dengan tak bisa kerja sama sekali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka itu pintar bisnis keuangan, tapi bukan masalah teknis," ujar Ahok.
Ahok pun mengatakan bahwa PT Jakpro selalu tak memiliki keberanian untuk memutuskan suatu hal. Maka dari itu, Ahok pun meminta agar PT Jakpro bergerak cepat atau mundur dari jabatannya jika memang tak sanggup.
Terkait dengan masalah revitalisasi venue, Ahok menegaskan Pemerintah DKI Jakarta serius melakukannya. Namun dia mengatakan sumber daya manusia yang ada di Jakarta tak mencukupi dan itu membuat proses revitalisasi mengalami kesulitan.
Sebelumnya Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, meminta agar DKI Jakarta lebih serius menangani persiapan Asian Games 2018.
Perhatian pemerintah pusat kini tertuju kepada pembangunan Velodrome di Rawamangun dan arena Ekuestrian di Pulo Mas, karena sampai hari ini belum ada progres berarti dari pemerintah daerah. Proyek pembangunan kedua sarana ini ditangani oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro), sebuah Badan Usaha Milik Negara milik Pemprov Jakarta.
"Kami menuntut DKI Jakarta lebih serius, karena kapasitas tanggung jawabnya sudah jauh berkurang. (Renovasi Stadion) GBK sudah tidak diberi tanggung jawab, kemudian wisma atlet juga sudah tidak ada beban lagi. Sementara di sisi lain, Sumatera Selatan sanggup menggunakan anggaran sendiri untuk perbaikan venue," kata Gatot kepada para wartawan di ruang rapat lantai 3 Kemenpora, Senin sore (11/1).
Sebelumnya, Ahok mengatakan PT Jakpro tampak menyerah dengan keadaan saat ini. Bahkan, Ahok mengaku mendapatkan info bahwa sejumlah direksi PT Jakpro memutuskan untuk mengundurkan diri karena tidak mampu menyelesaikan pembangunan Velodrome tersebut.
(obs)