Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyatakan panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) akan mengandalkan indeks integritas sekolah yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai salah satu penilaian.
Nasir berpendapat penilaian terhadap pendaftar SNMPTN tidak bisa hanya mengandalkan nilai rapor karena sering direkayasa. Selain itu, ia mengatakan panitia juga telah memiliki data rekam jejak para alumni perguruan tinggi negeri sehingga bisa menilai kredibilitas sekolah asal.
"Kemendikbud telah mengeluarkan indeks integritas yang sangat membantu panitia SNMPTN untuk melakukan penilaian terhadap para peserta seleksi," kata Nasir saat konferensi pers di Kemenristekdikti, Jakarta, Jumat (15/1).
Dalam seleksi SNMPTN, ada beberapa faktor untuk penilaian, di antaranya nilai rapor siswa, portofolio prestasi siswa, dan indeks integritas sekolah yang bersangkutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nilai Ujian Nasional (UN) juga akan dijadikan salah satu faktor penilaian apabila Kemendikbud bisa memberikan hasilnya jauh sebelum hari pengumuman kelulusan SNMPTN.
Ketua Umum Panitia SNMPTN dan SBMPTN 2016 Rochmat Wahab berpendapat menilai dua siswa dengan prestasi sama yang berasal dari dua sekolah berbeda akan cukup sulit. Indeks integritas dinilai akan mempermudah kerja panitia dalam menentukan siswa yang lebih pantas diluluskan dalam SNMPTN.
"Contohnya, siswa bernama A dan B punya nilai sama, yaitu 9. Namun, A berasal dari sekolah yang indeks integritasnya 10, sementara B berasal dari sekolah yang indeks integritasnya 5. Maka, kami akan menilai A dengan nilai 9, sementara B nilainya mungkin hanya 4,5," kata Rochmat menjelaskan.
Di sisi lain, Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Herry Suhardiyanto mengatakan seringkali nilai rapor sengaja direkayasa oleh pihak sekolah agar banyak siswa di sekolah bersangkutan lulus SNMPTN.
"Kadang, guru terlalu 'murah' memberikan nilai sehingga mudah sekali mendapatkan nilai bagus di rapor. Bahkan, ada guru yang dari awal semester sudah melakukan ini agar nilai siswa konsisten terlihat bagus di rapor," kata Rochmat.
Oleh karena itu, ia mengatakan para rektor akan memeriksa nilai IPK alumni di universitasnya masing-masing dan menghubungkannya dengan sekolah asal. Hal itu menandakan para performa senior dari pendaftar SNMPTN akan diperhitungkan.
"Kami melihat bahwa mayoritas siswa dengan nilai rapor yang bagus akan memiliki IPK yang tinggi pula di universitas. Jarang terjadi mahasiswa dapat IPK tinggi kalau waktu sekolah nilainya jelek," kata Herry.
(utd)