Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan lahan gambut di Kalimantan menjadi lahan yang paling banyak terbakar dalam kasus kebakaran hutan kali ini.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pada 1 Juli hingga 20 Oktober 2015, diperkirakan lahan gambut yang terbakar di Kalimantan seluas 319.386 hektare.
Selain Kalimantan, lahan gambut yang terbakar di Sumatra juga tergolong tinggi, yaitu seluas 267.974 hektare. Sementara di Papua, tercatat seluas 31.214 hektare.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara itu, lahan nongambut yang paling banyak terbakar adalah di Sumatera yaitu seluas 565.025 hektare," kata Nasir saat konferensi pers di gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Kamis (5/11).
Nasir mengatakan lahan nongambut Kalimantan yang terbakar juga cukup tinggi, yaitu seluas 487.431 hektare, kemudian menyusul Papua (321.977 hektare), Sulawesi (30.912 hektare), Bali dan Nusa Tenggara (30.162 hektare), Jawa (18.768 hektare), dan Maluku (17.063 hektare).
"Di tahun 2014 luas lahan yang terbakar lebih besar, tetapi dampak kebakaran hutan di 2015 lebih besar dibandingkan tahun lalu karena banyak terjadi di lahan gambut karena lebih sulit dipadamkan," kata Nasir.
Lebih lanjut, Nasir mengatakan BPPT merupakan satu-satunya pemilik teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Indonesia akan terus melakukan operasi hujan buatan untuk membantu pemadaman kebakaran.
"Operasi pembuatan hujan buatan itu dengan mengerahkan empat uit pesawat yang terdiri dari tiga unit pesawat Casa 212-200 dan satu unit CN-295. Mulai hari ini, kekuatan armada ditambah dengan satu unit pesawat Hercules C-130 dengan daya jelajah lebih dari delapan jamdan bahan semai empat ton dalam sekali penerbangan," katanya.
(meg)