Karakter Bom Thamrin Mirip Jaringan Lama

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Senin, 18 Jan 2016 19:57 WIB
Kapolri Badrodin Haiti mengatakan kedua peristiwa yakni di Thamrin dan Cirebon diakibatkan bom berdaya ledak rendah berbahan Potasium Nitrat dan Sulfur.
Bom meledak di depan kafe Starbucks pada Kamis (14/1) lalu. (Dok. Istimewa).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti menyebut karakteristik bom yang meledak di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis pekan lalu, mirip dengan yang pernah digunakan jaringan teroris lama. 

"Kalau dari analisis kami bom itu mirip dengan yang ada di Cirebon dan Solo," ujarnya kepada CNNindonesia.com, Senin (18/1).

Badrodin mengatakan bom Cirebon yang dimaksud adalah bom bunuh diri pada 2011 silam. Menurutnya, kedua peristiwa sama-sama diakibatkan bom berdaya ledak rendah berbahan Potasium Nitrat dan Sulfur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 15 April 2011, sebuah bom bunuh diri meledak di Mesjid dekat Markas Kepolisian Resor (Polres) Cirebon. Peristiwa ini melukai 25 orang termasuk Kepala Polres Cirebon.
Kejadian tersebut memang dilakukan sebelum ada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan dilakukan pada masa pergerakan jaringan lama seperti Jamaah Islamiyah (JI). Walau demikian, Badrodin mengatakan kepolisian tetap menduga bom Thamrin dilakukan oleh kelompok tersebut.

"Persoalannya sekarang yang eksis ISIS. JI kan sudah tidak aktif," kata Badrodin.

Badrodin juga menjelaskan kedua organisasi itu berakar pada dua sejarah yang berbeda. Jamaah Islamiyah berakar dari perang Al-Qaeda melawan Uni Soviet di Afghanistan, sementara ISIS berawal dari Irak sebagai respons invasi Amerika Serikat untuk menggulingkan Saddam Hussein.
Di Indonesia, lanjut dia, ada beberapa tokoh Jemaah Islamiyah yang bisa membuat bom hebat, yakni Abu Bakar Bassyir, Noordin M Top, Dulmatin. Namun, mereka telah tertangkap sehingga sekarang melemah.

"Nah di bawahnya (anak buahnya) satu sama lain kan bisa bertukar (antar jaringan). Tergantung siapa yang pimpin, cuma tergantung siapa yang menggerakkan," kata Badrodin.

Bahkan, Sunakim alias Afif yang menjadi salah satu pelaku di Thamrin pun, menurut Badrodin, bukan anggota ISIS. Hanya saja, dia tidak menyebutkan afiliasinya.
Pengamat terorisme Muhammad Jibriel Abdul Rahman menduga Afif melakukan aksinya atas inisiatif sendiri. Pria yang sempat tertangkap kamera wartawan menjalankan aksinya itu, kata Jibriel, pernah membuat status yang berisi kebencian terhadap polisi.

“Tiga bulan lalu Afif bikin status. Mengekpresikan kebencian terhadap polisi. Besar kemungkinan teror di Thamrin inisiatif Afif sendiri,” kata Jibriel kepada CNN Indonesia.com.

Dari perbincangan dengan teman-teman yang mengikuti kasus teror di Thamrin, Jibriel menduga garis komando besar kemungkinan bukan ada pada Bahrun Naim.

Pria yang yang diduga menjadi otak perencanaan teror tersebut memang pernah masuk ke dalam kelompok Aman Abdurahman yang diklaim sebagai amir Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) Asia Tenggara. Namun, setelah berbeda pandangan Bahrun memilih keluar dari kelompok tersebut. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER