Jakarta, CNN Indonesia -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengklaim daerah yang dipimpinnya bebas dari aktivitas kelompok radikal maupun pelaku teror. Politisi Partai Amanat Nasional itu menyebut kelompok-kelompok tersebut justru berada di Kabupaten Bogor.
"Mereka tidak ada di kota, tapi di perbatasan kota yang masuk wilayah kabupaten. Wilayah kabupaten memang rawan menjadi sarang kelompok radikal," ujarnya di kantor Badan Pemeriksa Keuangan, Jakarta, Selasa (19/1).
Bima berkata, Kabupaten Bogor tidak bebas dari orang-orang yang mengaku sebagai nabi ataupun titisan malaikat. Namun, beberapa di antara orang tersebut telah dipidanakan karena terbukti melakukan penistaan agama.
"Sebelumnya sudah ada yang diproses seperti Lia Eden yang masuk penistaan keyakinan. Lokasinya kebanyakan di kabupaten," ucapnya.
Setelah aksi teror pecah di Jakarta, Kamis (14/1) lalu, Bima mengaku telah berkoordinasi secara intensif dengan Kepolisian Resor Kota Bogor dan jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintahan Kota Bogor memperketat pengamanan dua objek vital yang berada di Kota Bogor, yaitu Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor.
Untuk mengantisipasi munculnya gerakan radikal di kotanya, Bima berkata, ia telah membangun jaringan dengan para pejabat di tingkat kelurahan dan kecamatan. Deteksi dini terhadap indikasi gerakan radikal merupakan tujuan koordinasi tersebut.
Sabtu (16/1) lalu, Gegana Brimob Polda Jawa Barat menggeledah sebuah rumah yang ditempati SN alias Afif, terduga pelaku teror Jakarta, di Gang Masjid, Kampung Sukamanah, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.
(utd)