Ahok Ancam Pecat Ketua RT/RW Soal Peredaran Narkoba

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Rabu, 20 Jan 2016 11:17 WIB
Jika masih ada RT/RW yang tidak peduli pada warganya, Ahok lebih memilih untuk menjadikan ibu-ibu PKK sebagai ketua RT/RW.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama antara lain didampingi Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian saat melaksanakan upacara di Silang Monas, Senin (18/1). (CNN Indonesia/Aulia Bintang P)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan tidak mau memberi toleransi lagi terkait dengan peredaran narkoba di wilayah DKI Jakarta. Seharusnya pihak keamanan lokal, contohnya RT/RW bisa lebih meminimalisasi peredaran narkoba di wilayahnya.

Oleh karena itu, Basuki mengungkapkan bila ada RT/RW yang tidak becus dalam menjaga warganya lebih baik diberhentikan saja.

"Saya sudah memberi Peraturan Gubernur bahwa lurah boleh memberhentikan RT/RW yang tidak peduli pada warganya," kata Basuki saat ditemui di kawasan Bintaro, Rabu (20/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok, sapaan Basuki, mengatakan jika masih ada RT/RW yang tidak peduli pada warganya dia lebih memilih untuk menjadikan ibu-ibu PKK sebagai ketua RT/RW. Menurutnya ibu-ibu PKK yang saat ini mengurusi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) bisa melakukan tugas lebih baik.

"Lebih baik ibu-ibu PKK yang menjadi ketua RT/RW, ini akan jauh lebih baik," katanya.

Ahok pun menambahkan bahwa pembinaan yang dilakukan terhadap warga sudah maksimal. Namun melihat peristiwa kemarin, Ahok merasa lebih baik para pelaku narkoba itu ditangkap.

"Pembinaan itu sudah, sekarang tangkap saja dan binasakan," ujar Ahok.

Kasus penggerebekan narkoba di kawasan Berlan, Jakarta Timur harus memakan dua orang korban yang berasal dari pihak kepolisian dan satu informan. Saat kejadian penggerebekan, kedua orang tersebut memilih menceburkan diri ke sungai daripads dikeroyok oleh massa yang melindungi pengedar narkoba.

Polda Metro Jaya dan Tim Search and Rescue (SAR) berhasil menemukan anggota Unit Narkoba Kepolisian Sektor Senen, Brigadir Kepala Taufik Hidayat yang melompat ke kali Ciliwung usai diserang warga saat sedang melakukan penangkapan terhadap tersangka narkoba di kawasan Berlan, Matraman, Jakarta Timur, kemarin.

"Jam 14.00 telah ditemukan mayat mengambang atas nama Taufik Hidayat. Korban ditemukan sudah meninggal dunia." ujar Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Jakarta Timur, Komisaris Husaima dalam pesan singkat kepada media, Selasa (19/1).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, jenazah Bripka Taufik ditemukan mengambang di kali Jalan Dipo Jati Baru, Cideng, Gambir, Jakarta Pusat, setelah melompat dari kali yang berada di sekitar Jalan Slamet Riyadi, Matraman, Jakarta Timur.

"Sementara jenazah korban telah dievakuasi," ujar Husaima.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti menjelaskan kejadian penyerangan terhadap polisi bermula dari tindak pengembangan kasus penyalahgunaan narkoba yang sedang ditangani oleh Polres Jakarta Pusat.

Saat ditangkap, tersangka yang berjumlah dua orang kemudian teriak dan meminta pertolongan warga karena mengatakan anggota polisi adalah maling.

"Saat dilakukan penangkapan itu, si pelaku dan anak pelaku teriak-teriak kemudian mengundang para warga," ujar Krishna.

Akibat teriakan tersebut, sejumlah warga yang dipersenjatai senjata kemudian melakukan penyerangan terhadap para polisi. Polisi yang kalah jumlah kemudian berusaha menyelamatkan diri dengan melompat ke sungai. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER