Kesaksian Soal Cara Cuci Otak Gafatar

Sandy Indra Pratama | CNN Indonesia
Kamis, 21 Jan 2016 18:42 WIB
Bekas anggota Gerakan Fajar Nusantara asal Makassar, Muhammad Kapong bercerita ihwal cara pencucian otak yang dilakukan ormas tersebut. Keluarga jadi sasaran.
Warga melihat tabloid Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) terbitan 2014 di Jombang, Jawa Timur, Rabu (13/1). (ANTARA/Syaiful Arif)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bekas anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Makassar, Muhammad Kapong mengaku telah 11 bulan mengalami indoktrinasi mental dan pikiran. Istilah lain: Pencucian otak.

"Saat itu saya diajak teman untuk bergabung. Selama 11 bulan bergabung banyak hal di luar logika termasuk indoktrinasi (cuci otak) yang diajarkan mereka," ujar Muhammad Kapong di rumah sewanya Jalan Pampang II Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (21/1).

Lantaran merasa ada yang bertentangan dengan ajaran Islam yang dipahaminya, ia pada April 2012 keluar dari Gafatar.  "Saya memilih keluar saja karena pemahaman agama berseberangan dengan ajaran mereka yang menyimpang," ucap mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Makassar itu.

Awalnya Kapong masuk Gafatar karena diajak oleh seorang rekan seniornya. Dalam setiap kesempatan pertemuan, ia mendapat doktrin bahwa sekarang merupakan zaman jahiliyah. Sehingga banyak orang yang bebas berbuat apa saja, namun pada akhirnya nanti akan diluruskan kembali. Bahasan soal kejahiliyahan dan Gafatar yang bakal melakukan pelurusan atas perbuatan-pebuatan jahil itu membuat banyak orang tertarik untuk bergabung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapong menyebutkan, terdapat strata sistem perekrutan di Gafatar. Perekrutan untuk menjadi anggota dan menjadi pengurus tentu berbeda. Untuk menjadi seorang pengurus, katanya, seseorang dinilai dari tingkat pengetahuan, kontribusi dan loyalitasnya kepada Gafatar.

Gafatar juga punya kiat sendiri dalam memperbanyak pengikut. Salah satunya adalah dengan cara mempengaruhi orang terdekat, terutama saudara kandung atau orang tua. "Sudah bergabung harus berjanji mencari anggota baru, diutamakan sudah berkeluarga supaya bisa menarik anggota keluarganya masuk sehingga anggota bertambah," ungkapnya.

Kapong mengaku saat masih bergabung dengan Gafatar, dirinya tidak sempat merekrut orang lain karena sibuk dengan perkuliahan dan organisasi kampus begitu padat. Namun yang jelas banyak sekali jalan bagi Gafatar untuk bisa merekrut dan mendoktrin para anggota barunya. Di Makassar, Gafatar pernah terlibat konflik dengan organisasi Forum Pembela Islam (FPI) pada 2012, namun tidak menyurutkan semangat mereka memperbanyak anggota dengan model berbeda.

"Seingat saya dulu itu jumlah untuk satu kecamatan ada sekitar 100 anggota, belum lagi di kelurahan dan lainnya. Diperkirakan ada ratusan orang waktu itu," sebutnya.

Sebelumnya, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyatakan akan melakukan pendekatan terhadap para eks Gafatar untuk menyadarkan bahwa apa yang mereka lakukan tidak sesuai ajaran agama serta nilai-nilai Pancasila.

Pemerintah Kota Makassar juga sedang mengidentifikasi gerakan-gerakan yang mencurigakan dengan mendirikan posko di setiap kecamatan dan menghimbau masyarakat segera melaporkan apabila ada menemukan.

"Saat ini semua organisasi Islam di Makassar sudah dirangkul untuk memerangi ajaran yang menyimpang seperti Gafatar. Pemerintah Kota siap membimbing dan merangkul kembali para mantan pengurus Gafatar maupun anggotanya untuk kembali ke jalan yang benar," katanya. (antara/sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER