Jakarta, CNN Indonesia -- Aparat kepolisian diminta memberi perlindungan pada warga eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Desa Sababilah, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Kalimatan Tengah. Mereka tengah resah karena kemungkinan diusir oleh warga lain.
"Kami tidak ingin diusir, makanya kita meminta perlindungan kepada pihak berwajib," kata salah satu bekas sesepuh Gafatar, Wahyu saat sosialisasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah setempat, di Sababilah, Kamis (21/1), seperti dilansir
Antara.Wahyu mengakui bahwa dirinya merupakan eks anggota Gafatar, namun sudah membubarkan diri dan kini mereka sudah menjadi kelompok tani yang bernama Subur Makmur dan Raya (Surya). "Kami sekarang sudah menjadi kelompok tani Surya," ucapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, pihaknya datang dan berdomisli di wilayah Barsel sudah melalui prosedur yang ada dengan mengantongi Kartu Tanda Penduduk Barsel dan tujuan kedatangan mereka fokus untuk bertani hingga sukses di bidang pertanian.
"Kita berjanji untuk membaur dengan masyarakat sekitar serta mau dibimbing dan akan mencoba memberikan pendidikan umum bagi anak-anak kami asalkan ada jaminan keamanan," tambah dia.
Adapun Kapolsek Dusun Selatan, AKP Tri Prasetyo mengatakan, hingga saat ini warga eks Gafatar itu masih belum ada menyampaikan pemintaan resmi untuk meminta perlindungan.
"Meskipun demikian, kita akan terus melakukan pengawasan terhadap 12 Kepala Keluarga yang terdiri dari 44 orang eks anggota Gafatar itu dan kita siap melindungi serta menjamin keamanannya," tutur Tri Prasetyo.
Sementara itu dari Kendari, Sulawesi Tenggara, pemerintah Kota Kendari, mencatat terdapat 13 warga yang menghilang dan diduga ikut organisasi Gafatar.
“Ada warga kami yang melaporkan terkait keluarganya yang meninggalkan tempat tinggalnya tanpa ada kabar di mana mereka berada, dan terakhir diperoleh kabar mereka berada di kalimantan diduga bergabung dengan Gafatar," kata Wakil Wali Kota Kendari, Musadar Mapasomba, di Kendari, Jumat (22/1).
Ia mengatakan, keberadaan 13 warga Kendari sudah berada di Kalimantan karena beberapa hari lalu ada yang menghubungi keluarganya di Kendari untuk meminta dikirimkan uang Rp450.000 untuk biaya di sana.
"Ke-13 warga itu berasal dari tiga kepala keluarga yang awalnya bermukim di Perumahan Griya Baruga Nusantara Kendari," katanya.
Musadar juga mengatakan, kalau warga yang diduga ikut Gafatar tersebut bukan PNS lingkup Kota Kendari. "Kami sudah cek di Badan Kepegawaian Daerah mengenai nama yang dimaksud, tetapi tidak ada," katanya.
Ia berharap, agar warganya yang diduga ikut Gafatar tersebut bisa kembali ke Kendari kemudian dilakukan upaya pembinaan untuk menyadarkan dan membimbing agar bisa kembali ke ajaran yang benar dan tidak sampai mengalami tindakan kekerasan. "Karena mereka membutuhkan bimbingan kita bersama sehingga harus dirangkul," ucapnya.
(obs)